Kamis, 03 September 2015

Landasan Pendidikan



i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tugas mata kuliah Landasan Pendidikan
yang berjudul “Landasan Pendidikan Anak Usia Dini” .Penulis menyadari sepenuhnya
atas segala kekurangan pada makalah ini dan penulis akan sangat senang menerima kritik
dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Atas segala saran dan bantuan,penulis
mengucapkan terima kasih.


Inderalaya,November 2014
Penulis















ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................ii
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah.......................................................................1
B.Rumusan Masalah................................................................................2
C.Tujuan Penulisan..................................................................................2
KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………….3
PEMBAHASAN
A.Pengertian Landasan Pendidikan.........................................................4
B.Fungsi Landasan Pendidikan...............................................................5
C. Landasan Pendidikan Anak Usia Dini................................................6
D.Pendidikan Anak Usia Dini.................................................................8
PENUTUP
A.Kesimpulan..........................................................................................12
B.Saran.....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................13









1
PENDAHULUAN                        
A.Latar Belakang Masalah
          Manusia adalah makhluk hidup yang diberikan berbagai potensi oleh Tuhan, setidaknya manusia diberikan panca indera dalam hidupnya. Namun tentu saja potensi yang dimilikinya harus digunakan semaksimal mungkin sebagai bekal dalam menjalani hidupnya. Untuk memaksimalkan semua potensi yang dimiliki oleh kita sebagai manusia, tentunya harus ada sesuatu yang mengarahkan dan membimbingnya, supaya berjalan dan terarah sesuai dengan apa yang diharapkan. Mengingat begitu besar dan berharganya potensi yang dimiliki manusia, maka manusia harus dibekali dengan pendidikan yang cukup sejak dini. Dikarenakan, pendidikan itu adalah usaha yang disengaja dan terencana membantu mempersiapkan generasi muda untuk terjun ke dalam kehidupan masyarakat memberi bekal pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat
Secara sosiologi, pendidikan adalah sebuah warisan budaya dari generasi ke generasi, agar kehidupan masyarakat berkelanjutan, dan identitas masyarakat itu tetap terpelihara.. Dengan mengetahui begitu pesatnya arus perkembangan dunia diharapkan dunia pendidikan dapat merespon hal-hal tersebut secara baik dan bijak. Sehingga, landasan pendidikan anak usia dini adalah landasan yang dapat memberikan pemahaman tentang dimensi perkembangan dan dimensi pertumbuhan  yang sedang berkembang pesat dan sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu masing masing anak.
            Budaya masyarakat sekarang ini sudah mulai banyak berubah, dahulu masyarakat berpikir bahwasanya pendidikan bagi anak usia dini itu tidak begitu penting.Namun seiring perkembangan zaman budaya masyarakat itu sudah mulai luntur karena banyak program-program pemerintah yang mengharuskan anak usia dini belajar, belajar disini bukanlah belajar yang seperti anak usia Sekolah Dasar, tetapi belajar disini ialah belajar mengenalkan anak pada dunia sekitar, belajar menanamkam disiplin pada anak, dsb.
            Pendidikan bagi anak usia dini memang sudah banyak berdiri, namun kita belum tahu pasti apakah pendidikan itu melaksanakan program pendidikan sesuai hakekatnya atau tidak. Di lingkungan pedesaan banyak kita temukan pendidikan bagi anak usia dini yang belum berjalan sesuai dengan yang kita harapkan, karena kenapa..?? karena di sana anak sudah diajari membaca, padahal pada hakekatnya anak usia dini belum saatnya belajar seperti itu, anak usia dini haruslah belajar sambil bermain, ini terjadi karena tenaga pendidiknya yang belum tahu betul bagaimana seharusnya pendidikan bagi anak usia dini, di lingkungan pedesaan sangat sulit untuk menemukan tenaga yang benar-benar sudah belajar mengenai anak usia dini, kebanyakan kasus yang kita temui tenaga pendidik yang ada didesa adalah lulusan SMA / sederajatnya tanpa ada pelatihan khusus bagi anak usia dini, jikalau sudah S1 pasti bukan S1 khusus anak usia dini.
2         
Banyak faktor yang harus dibenahi dalam pendidikan anak usia dini, terutama di pedesaan, banyak juga yang harus dijelaskan kapada masyarakat bahwa anak usia dini perlu belajar, tetapi bukan berarti belajar yang sudah berat berat seperti membaca,menghitung,dsb karena pada hakekatnya anak itu memang jenius dan akan tumbuh dan berkembang sesuai tempo perkembangannya masing-masing.Dengan adanya pendidikan anak usia dini  Perubahanlah yang diharapkan oleh pemerintah.       
Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor internal, antara lain: komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; perubahan jumlah penduduk; penemuan baru; terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diketahui rumusan masalah sebagai berikut :
1.Bagaimana Pendidikan Anak Usia Dini di Masyarakat ?
2.Seperti apa Pendidikan Anak Usia Dini yang ada di Lingkungan Masyarakat    Pedesaan ?
3.Bagaimana Implementasi dari Landasan Pendidikan bagi Anak Usia Dini ?

C.Tujuan Penulisan
            Setelah mengikuti perkuliahan,
1.      Mahasiswa/i diharapkan bisa memahami dan menerapkan di dalam kehidupan pendidikan mengenai apa itu Landasan Pendidikan Bagi Anak Usia Dini dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
2.      Memakai Landasan Pendidikan Anak Usia Dini sebagai acuan dan pedoman dalam rangka praktek pendidikan.





3
KAJIAN PUSTAKA
Pendidikan mengacu kepada pendidikan pada umunya,yaitu pendidikan yang dilakukan oleh masyrakat umum.pendidikan seperti ini sudah ada semenjak manusia ada dimuka bumi. Mendidik secara insting segera diikuti oleh mendidik yang bersumber dab berpikir dan pengalaman manusia. Manusia mampu menciptakan cara-cara mendidik karena perkembangan pikirannya. Demikianlah makin lama makin banyak ragam cara mendidik orangtua terhadap anak-anak (Made Pidarta 2000:2 ).
Anak Usia Dini adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun. Menurut Beichler dan Snawnam (conny semiawan 2002:8) anak usia dini adalah anak yang berusia 3-6 tahun sedangkan hakikat anak usia dini adalah individu yang unik dimana ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik,kognitif,sosiosional,kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus yang sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut.
Pendidikan Anak Usia Dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orangtua dalam proses perawatan,pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan (Depdiknas,Panduan Mengajar di TK/RA,2002:5 ).







4
PEMBAHASAN
A.Pengertian Landasan Pendidikan

Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak atau dasar pijakan ini dapat bersifat material (contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula bersifat konseptual
(contoh: landasan pendidikan). Landasan yang bersifat koseptual identik dengan asumsi, adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi, yaitu aksioma, postulatdan premis tersembunyi
.
Pendidikan antara lain dapat dipahami dari dua sudut pandang,
pertama dari sudut praktek sehingga kita mengenal istilah praktek
pendidikan, dan kedua dari sudut studi sehingga kita kenal istilah studi pendidikan. Praktek pendidikanadalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau lembaga dalam membantu individu atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan pedidikan. Kegiatan bantuan dalam praktek pendidikan dapat berupa pengelolaan pendidikan (makro maupun mikro), dan dapat berupa kegiatan pendidikan (bimbingan, pengajaran dan atau latihan). Studi pendidikanadalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang
dalam rangka memahami pendidikan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa landasan pendidikan adalah asumsi
-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
                                                    
.Jenis-jenis Landasan Pendidikan

Ada berbagai jenis landasan pendidikan, berdasarkan sumber
perolehannya kita dapat mengidentifikasi jenis landasan pendidikan
menjadi:
a.Landasan religius pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
b.Landasan filosofis pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
c.Landasan ilmiah pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari berbagai cabang atau disiplin ilmu yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan. Tergolong ke dalam landasan ilmiah pendidikan antara lain: landasan psikologis pendidikan, landasan sosiologis pendidikan, landasan antropologis pendidikan, landasan historis pendidikan, dsb. Landasan ilmiah pendidikan dikenal pula sebagai landasan empiris pendidikan atau landasan faktual pendidikan.
d.Landasan yuridis atau hukum pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari peraturan perundang-undangan yang berlaku yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.     




5
B.Fungsi Landasan Pendidikan

Misi utama mata kuliah landasan-landasan pendidikan dalam pendidikan tenaga kependidikan tidak tertuju kepada pengembangan aspek keterampilan khusus mengenai pendidikan sesuai spesialisasi jurusan atau program pendidikan, melainkan tertuju kepada pengembangan wawasan kependidikan, yaitu berkenaan dengan berbagai asumsi yang bersifat umum tentang pendidikan yang harus dipilih dan diadopsi oleh tenaga kependidikan sehingga menjadi cara pandang dan bersikap dalam rangka melaksanakan tugasnya. Berbagai asumsi pendidikan yang telah dipilih dan diadopsi oleh seseorang tenaga kependidikan akan berfungsi memberikan dasar rujukan konseptual dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan yang dilaksanakannya. Dengan kata lain, fungsi landasan pendidikan adalah sebagai dasar pijakan atau titik tolak praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.


 Berikut ini beberapa pengertian pendidikan menurut para ahli:
Rusli Lutan (1994) mengemukakan bahwa “Pendidikan pada hakekatnya tetap sebagai proses membangkitkan kekuatan dan harga diri dari rasa ketidak mampuan, ketidak berdayaan, keserba kakurangan.
George F. Knelled Ledi (1967:63) “Pendidikan dapat dipandang dalam arti teknis, atau proses. Dalam arti luas pendidikan menunjuk pada suatu tindakan atau pengalaman yang mempunyai pengaruh yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan jiwa(mind), watak(character), atau kemampuan fisik(physical Ability) individu, pendidikan dalam arti berlangsung terus menerus(seumur hidup).
Djuju Sudjana (1996:31) “bahwa manusia merupakan sumber daya utama, berperan sebagai subyek baik dalam upaya meningkatkan tarap hidup dirinya maupun dalam melestarikan dan memanfaatkan lingkungannya.
UU No. 20 tahun 2003 “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara”.







6
C.Landasan Pendidikan Anak Usia Dini
Menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1, rentang anak usia dini adalah 0-6 tahun. Namun, menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.
Adapun ruang lingkup Pendidikan Anak Usia Dini yaitu:
• Infant (0-1 tahun)
• Toddler (2-3 tahun)
• Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
• Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun
)
Ruang Lingkup PAUD                       
Ruang lingkup PAUD meliputi aspek perkembangan: 
  1. Moral dan Nilai-nilai Agama.
  2. Sosial, Emosional dan Kemandirian.
  3. Kemampuan Berbahasa.
  4. Kognitif.
  5. Fisik/motorik, dan
  6. Seni.
            Menurut (semiawan,2002:34) penyelenggaraan pendidikan anak usia dini haruslah didasarkan pada berbagai landasan,yaitu landasan yuridis,landasan filosofis dan landsan religious serta landasan keilmuan secara teoritis maupun empiris,dengan penjelasan sebagai berikut :
1.Landasan Yuridis
pendidikan anak usia dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan pendidikan nasional,sebagaimana diatur dalam undang-undang no.2 tahun 1989tentang sistem pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yg beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yg maha esa dan berbudi luhur memiliki pengetahuan dan keterampilan,kesehatan jasmani dan rohani,kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaasn.( semiawan,2002:34)

7
Selanjutnya,pada pasal 28B ayat 2 dinyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi,sedangkan pada pasal 28 C Ayat 2 dinyatakan bahwa setiap anak berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar nya,berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan tekhnologi,seni dan budaya,demi kepercayaan meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
Selanjutnya berdasarkan UU RI NO 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab 1 pasal 1 butir 14 menyatakan bahwa PAUD adalah suatu upaya pembinaan yg ditujukan kepada anak sejak lahir sampai 6 tahun ytg dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.sedangkan pada pasal 28 tentang PAUD dinyatakan bahwa PAUD diselenggarakan sebelum pendidikan dasar melalui jalur pendidikan formal,nonformal,informal.
Selanjutnya berdasarkan UU RI NO.23 tahun 2002 pasal 9 ayat 1 perlindungan anak dinyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan.
2.Landasan filosofis dan religi
PAUD pada dasarnya harus berdasarkan pada nilai-nilai filosofis dan religi yg dipegang oleh lingkungan yang berada disekitar anak dan agama yang dianutnya.pendidikan agama menekankan tentang agama serta bagaimana agama diamalkan dan di aplikasikan dalam tindakan serta perilaku dalam kehidupan sehari-hari.penanaman nilai agma disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak serta keunikan yg dimiliki setiap anak (soedomo,2011:21)
Jika interaksi social dan pelaksanaan etika berpijak pada nlandasan iman dan taqwa maka pendidikan social akan mencapai tujuan nya yang paling tinggi yaitu manusia dengan perangai,akhlak dan interaksi yang sangat baik sebagai insane y6ang saleh dan cerdas.

8
3.Landasan Keilmuan dan Empiris
Menurut  Catron  dan  Allen PAUD pada  dasarnya harus  meliputi  aspek  keilmuan  yang menunjang  kehidupan  anak  dan  terkait  dengan  perkembangan  anak .konsep  keilmuan  paud bersifat isomorfis artiny6a kerangka keilmuan paud dibangun dari interdisiplin ilmu yang merupakan gabungan dari beberapa disiplin ilmu,diantaranya psikologi,fisiologi,sosiologi,ilmu  pendidikan anak,antropologi,dan kesehatan.dalam mengembangkan potensi belajar anak maka hnarus diperhatikan aspek-aspek pengembangan yang akan dikembangkan sesuai dengan disiplin ilmu yang saling berhubungan dan terintegrasi sehingga diharapkan anak dapat menguasai beberapa kemampuan dengann baik.
Dari segi empiris,banyak sekali penelitian yang menyimpulkan bahwa pendidikkan anak usia dini sangat penting,antara lain yang menjelaskan bahwa anak waktu lahir,kelengkapan organisasi otak memuat 100-200 milyar sel otak (clark dalam semiawan,2004;27) yang siap dikembangkan serta diaktualisasikan menggapai tingkat perkembangan potensi tertinggi,tetapi hasil riset membuktikan bahwa hanya 5% dari potensi otak yang terpakai.hal ini disebabkan kurangnya stimulasi yg mengoptimalkan fungsin otak.


Pendidikan anak usia dini (PAUD) sangat penting untuk membangun karakter anak sejak dini. Untuk mengetahui lebih jauh tentang pendidikan anak usia dini (PAUD) kita perlu menetahui konep dasar pendidikan anak usia dini (PAUD). Berikut ini adalah konsep-konsep dasar pendidikan anak usia dini (PAUD)

1.  Definisi Pendidikan Usia Dini (PAUD)
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, pasal 1, butir 14 dinyatakan bahwa “Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.

Sedangkan pada pasal 28 tentang pendidikan anak usia dini dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan atau informal.




9
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.( Adalilla, S, 2010)

PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kecerdasan, daya pikir, daya cipta, emosi, spiritual, berbahasa/komunikasi, dan social (Hasan, 2009).

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan melibatkan seluruh anak mencakup kepedulian akan perkembangan fisik, kognitif, dan social anak. Pembelajaran diorganisasikan sesuai dengan minat-minat dan gaya belajar anak (Santrock, 2007)

2. Tujuan PAUD

Secara umum, tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pendidikan anak pun bisa dimaknai sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa dibingkai dalam pendidikan, pembinaan terpadu, maupun pendampingan.

3. Fungsi PAUD
Fungsi pendidikan anak usia dini secara umum adalah :
1)   Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak
2)   Mengenalkan anak pada dunia sekitar
3)   Menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik
4)   Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi
5)   Mengembangkan keterampilan, kreativitas, dan kemampuan yang dimiliki anak
6)   Menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan selanjutnya.

4. Jenis Pelayanan PAUD
Dibanding dengang perkembangan model dan jenis PAUD di berbagai negara maju dan berkembang lainnya, PAUD di Indonesia memiliki keunikan khusus yang agak berbeda dengan di luar negeri. Karena di luar negeri PAUD pada umumnya hanya dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu Kindergarden atau Play Group dan Day Care, sedang di Indonesia menjadi 4 (empat) macam yaitu :
1)   Taman Kanak-Kanak (Kindergarten)
2)   Kelompok Bermain (Play Group)
3)   Taman Penitipan Anak (Day Care)
4)   PAUD sejenis (Similar with Play Group)

5. Sistem Penyelenggaraan PAUD
Penyelenggaraan PAUD di negara lain semata-mata hanya menstimulasi kecerdasan anak secara komprehensif dan pengasuhan terhadap anak, karena aspek kecerdasan yang dikembangkan hanya meliputi kecerdasan intelektual, emosional, estetika, dan social serta pengasuhan.
10
Sedang di Indonesia potensi kecerdasan tersebut diberikan juga pendidikan untuk mengembangkan potensi kecerdasan spiritual yang dilaksanakan melalui pendekatan olah pikir, olah rasa, dan olah raga. Di samping itu, juga diberikan pengetahuan dan pembinaan terhadap kondisi kesehatan dan gizi peserta didik. Oleh karena itu, penyelenggaraan PAUD di Indonesia disebut penyelenggaran PAUD secara “Holistik dan Integratif”
6. Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini
Dalam melaksanakan pendidikan anak usia dini, hendaknya menggunakan prinsip-prinsip berikut :

1)      Berorientasi pada kebutuhan anak
2)      Belajar melalui bermain
3)      Lingkungan yang kondusif
4)      Menggunakan pembelajaran terpadu
5)      Mengembangkan berbagai kecakapan hidup
6)      Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar
7)      Dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang

7. Komponen Kurikulum PAUD

1.    Anak
Sasaran layanan pendidikan anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Pengelompokkan anak tersebut didasarkan pada usia sebagai berikut :
1)     0-1 tahun
2)     1-2 tahun
3)     2-3 tahun
4)     3-4 tahun
5)     4-5 tahun
6)     5-6 tahun

2.    Pendidik
Kompetensi pendidik anak usia dini memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya Diploma Empat atau Sarjana dibidang pendidikan anak usia dini, kependidikan lain, atau psikologi, daan memiliki sertifikasi profesi guru PAUD, atau sekurang-kurangnya telah mendapat pelatihan pendidikan anak usia dini. Adapun rasio pendidik dan anak sekolah sebagi berikut :
1)     Usia 0-1 tahun, rasio 1 : 3 anak
2)     Usia 1-3 tahun, rasio 1 : 6 anak
3)     Usia 3-4 tahun, rasio 1 : 8 anak
4)     Usia 4-6 tahun, rasio 1 : 10-12 anak

3.    Pembelajaran
Pembelajaran dilakukan melalui kegiatan bermain yang dipersiapkan oleh pendidik dengan menyipakan materi (content) dan proses belajar. Materi belajar bagi anak usia dini dibagi dalam dua kelompok usia.





11
8. Layanan Program
Lembaga pendidikan anak usia dini dilaksanakan sesuai dengan satuan pendidikan masing-masing. Pada bagian ini, dijelaskan tentang waktu-waktu yang digunakan dalam pendidikan prasekolah secara umum, jadi tidak hanya mengacu pada pendidikan di TK-PAUD.
Adapun jumlah hari dan jam layanan sebagai berikut:
  • Taman penitipan anak (TPA) dilaksanakan 3-5 haridengan layanan minimal 6 jam. 
  • Kelompok bermain (KB) setiap hari atau maksimal 3 kali seminggu dengan jumlah jam minimal 3 jam. 
  • PAUD minimal satu minggu sekali dengan jam layanan minimal 2 jam 
  • Taman kanak-kanak dilaksanakan minimal 5 hari setiap minggu dengan jam layanan minimal 2,5 jam
9. Tantangan Prioritas Pendidikan PAUD
Sampai saat ini masi ada beberapa masalah yang dapat menghambat perluasan kesempatan dan pemerataan akses mengikuti PAUD serta peningkatan mutu PAUD di Indonesia, namun semua itu kita anggap sebagai tantangan yang menarik sehingga untuk mengatasinya diperlukan kreatifivitas dan inovasi yang berkelanjutan.
  • Jumlah anak yang belum mengikuti PAUD masih cukup besar. 
  • Sarana dan prasarana belajar secara kuantitatif maupun kualitatif masih terbatas, hal ini disebabkan oleh terbatasnya kreativitas guru PAUD untuk menciptakan dan mengembangkan metode pembelajaran dan sumber belajar dengan memanfaatkan potensi budaya dan alam sekitar. 
  • Kompetensi sebagian besar guru PAUD masih belum memadai karena       sebagian besar dari mereka tidak berasal dari latar belakang pendidikan PAUD dan mereka belum memperoleh pelatihan yang berkaitan dengan    konsep dan ilmu praktis tentang PAUD. 
  • Perbedaan Angka Partisipasi Kasar (APK) peserta PAUD di daerah perkotaan dan perdesaan masih sangat besar.
10. Target APK-PAUD 2014
Pada tahun 2004 tercatat bahwa jumlah APK-PAUD baru mencapai 12,7 juta (27%) dan tahun 2008 APK-PAUD telah mencapai 15,1 juta (50,6%) serta diharapkan pada tahun 2009 akan mencapai 15,3 juta (53,6%). Berdasarkan kondisi tersebut pemerintah telah menetapkan rencana 5 tahun ke depan APK-PAUD diharapkan mencapai 21,3 juta (72,6%).
11. Peran Serta Masyarakat
Pelaksanaan pendidikan anak usia dini hendaknya dapat melibatkan seluruh komponen masyarakat. Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dapat dilakukan oleh swasta dan pemerintah, yayasan maupun perorangan. Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa masyarakat harus dilibatkan dalam proses pembimbingan anak.

Alasan terkait pelibatan masyarakat adalah karena sepulang dari sekolah anak-anak akan kembali ke masyarakat. Meminta masyarakat untuk ikut pula mengawasi perkembangan atau perilaku anak ketika dia berada dimasyarakat. Dengan kata lain, menjadikan masyarakat sebagai rekan kerja. Apabila ini terjadi sinergi yang begitu mengagumkan antara pendidik, sekolah, dan pihak masyarakat, dan ini sangat membantu proses pembelajaran.

12
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.   Dalam sistem pendidikan nasional, pendidikan seumur hidup dikelola atas tanggung jawab keluarga, sekolah dan masyarakat. Dimana masing-masing mempunyai tanggung jawab yang terpadu dalam rangka pencapaian tujuan nasional.
  1. Keluarga sebagai lingkungan pertama, bertanggung jawab untuk memberikan dasar dalam menumbuh kembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila dan religius.
  2. PAUD sebagai lingkungan kedua bertugas mengembangkan potensi dasar yang dimiliki masing-masing individu agar mempunyai kecerdasan intelektual dan mental. Dari individu yang cerdas, akan lahir bangsa yang cerdas yang mampu memecahkan masalahnya sendiri.
  3. Masyarakat sebagai lembaga ketiga memberikan anak kemampuan penalaran, keterampilan dan sikap. Juga menjadi ajang pengoptimalan perkembangan diri setiap individu.
B. SARAN DAN KRITIK
Bertitik tolak dari penulisan makalah ini, penulis merasa perlu memberikan beberapa saran sebagai berikut:
  1. Perlu adanya keseriusan dan kesungguhan para pendidik dalam semua tingkatan lembaga pendidikan sebagai usaha untuk pendewasaan diri yang optimal.
  2. Hendaknya masing-masing lembaga pendidikan menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya dalam usaha turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
  3. Dengan hasil karya ini, semoga memberikan warna baru bagi pelaku-pelaku pendidikan untuk menggunakan kemampuan diri dalam menjalani pendidikan seumur hidup.
4.  Penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi menyempurnakan makalah ini sangatlah diharapkan.









13
DAFTAR PUSTAKA

Adallila, S. 2010. Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini. http://sadidadallila.wordpress.com (diakses 17 Mei 2011)
Ahmad, Rofiq. 2008. Perkembangan Menurut DDST II. http://rofiqahmadwordpress.com (diakses 18 Mei 2011)


Hasan, M. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Diva Press. Yogyakarta

Hasan, Iqbal. 2010. Analisa Data Penelitian Dengan Statistik. Bumi Aksara: Bandung

















LANDASAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Untuk Memenuhi tugas Landasan Pendidikan


Oleh:
Nama: Angguspa Selvera
Nim: 06141181419064
Dosen Pengasuh: Dra. Masitoh, M.Pd



PG PAUD
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014/2015



Tidak ada komentar:

Posting Komentar