i
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tugas
mata kuliah Landasan Pendidikan
yang berjudul “Landasan Pendidikan Anak Usia Dini”
.Penulis menyadari sepenuhnya
atas segala kekurangan pada makalah ini dan penulis
akan sangat senang menerima kritik
dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Atas segala
saran dan bantuan,penulis
mengucapkan terima kasih.
Inderalaya,November
2014
Penulis
ii
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar.........................................................................................i
Daftar
Isi...................................................................................................ii
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Masalah.......................................................................1
B.Rumusan
Masalah................................................................................2
C.Tujuan
Penulisan..................................................................................2
KAJIAN
PUSTAKA…………………………………………………….3
PEMBAHASAN
A.Pengertian Landasan
Pendidikan.........................................................4
B.Fungsi Landasan
Pendidikan...............................................................5
C.
Landasan Pendidikan Anak Usia Dini................................................6
D.Pendidikan Anak Usia
Dini.................................................................8
PENUTUP
A.Kesimpulan..........................................................................................12
B.Saran.....................................................................................................12
DAFTAR
PUSTAKA..............................................................................13
1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Manusia
adalah makhluk hidup yang diberikan berbagai potensi oleh Tuhan, setidaknya
manusia diberikan panca indera dalam hidupnya. Namun tentu saja potensi yang
dimilikinya harus digunakan semaksimal mungkin sebagai bekal dalam menjalani
hidupnya. Untuk memaksimalkan semua potensi yang dimiliki oleh kita sebagai
manusia, tentunya harus ada sesuatu yang mengarahkan dan membimbingnya, supaya
berjalan dan terarah sesuai dengan apa yang diharapkan. Mengingat begitu besar
dan berharganya potensi yang dimiliki manusia, maka manusia harus dibekali
dengan pendidikan yang cukup sejak dini. Dikarenakan, pendidikan itu adalah
usaha yang disengaja dan terencana membantu mempersiapkan generasi muda untuk
terjun ke dalam kehidupan masyarakat memberi bekal pengetahuan, keterampilan,
dan nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di
masyarakat
Secara sosiologi,
pendidikan adalah sebuah warisan budaya dari generasi ke generasi, agar
kehidupan masyarakat berkelanjutan, dan identitas masyarakat itu tetap
terpelihara.. Dengan mengetahui begitu pesatnya arus perkembangan dunia
diharapkan dunia pendidikan dapat merespon hal-hal tersebut secara baik dan
bijak. Sehingga, landasan pendidikan anak usia dini adalah landasan yang dapat
memberikan pemahaman tentang dimensi perkembangan dan dimensi pertumbuhan yang sedang berkembang pesat dan sebagai
faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu masing masing anak.
Budaya
masyarakat sekarang ini sudah mulai banyak berubah, dahulu masyarakat berpikir
bahwasanya pendidikan bagi anak usia dini itu tidak begitu penting.Namun
seiring perkembangan zaman budaya masyarakat itu sudah mulai luntur karena
banyak program-program pemerintah yang mengharuskan anak usia dini belajar,
belajar disini bukanlah belajar yang seperti anak usia Sekolah Dasar, tetapi
belajar disini ialah belajar mengenalkan anak pada dunia sekitar, belajar
menanamkam disiplin pada anak, dsb.
Pendidikan
bagi anak usia dini memang sudah banyak berdiri, namun kita belum tahu pasti
apakah pendidikan itu melaksanakan program pendidikan sesuai hakekatnya atau
tidak. Di lingkungan pedesaan banyak kita temukan pendidikan bagi anak usia
dini yang belum berjalan sesuai dengan yang kita harapkan, karena kenapa..??
karena di sana anak sudah diajari membaca, padahal pada hakekatnya anak usia
dini belum saatnya belajar seperti itu, anak usia dini haruslah belajar sambil
bermain, ini terjadi karena tenaga pendidiknya yang belum tahu betul bagaimana
seharusnya pendidikan bagi anak usia dini, di lingkungan pedesaan sangat sulit
untuk menemukan tenaga yang benar-benar sudah belajar mengenai anak usia dini,
kebanyakan kasus yang kita temui tenaga pendidik yang ada didesa adalah lulusan SMA / sederajatnya tanpa
ada pelatihan khusus bagi anak usia dini, jikalau sudah S1 pasti bukan S1
khusus anak usia dini.
2
Banyak faktor yang
harus dibenahi dalam pendidikan anak usia dini, terutama di pedesaan, banyak
juga yang harus dijelaskan kapada masyarakat bahwa anak usia dini perlu
belajar, tetapi bukan berarti belajar yang sudah berat berat seperti
membaca,menghitung,dsb karena pada hakekatnya anak itu memang jenius dan akan
tumbuh dan berkembang sesuai tempo perkembangannya masing-masing.Dengan adanya
pendidikan anak usia dini Perubahanlah
yang diharapkan oleh pemerintah.
Hirschman mengatakan
bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.Perubahan
sosial budaya terjadi karena beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor
internal, antara lain: komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; perubahan
jumlah penduduk; penemuan baru; terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor
eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh
kebudayaan masyarakat lain.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah diatas, maka dapat diketahui rumusan masalah sebagai berikut :
1.Bagaimana Pendidikan
Anak Usia Dini di Masyarakat ?
2.Seperti apa
Pendidikan Anak Usia Dini yang ada di Lingkungan Masyarakat Pedesaan ?
3.Bagaimana
Implementasi dari Landasan Pendidikan bagi Anak Usia Dini ?
C.Tujuan Penulisan
Setelah
mengikuti perkuliahan,
1.
Mahasiswa/i
diharapkan bisa memahami dan menerapkan di dalam kehidupan pendidikan mengenai
apa itu Landasan Pendidikan Bagi Anak Usia Dini dalam rangka praktek pendidikan
dan atau studi pendidikan.
2.
Memakai
Landasan Pendidikan Anak Usia Dini sebagai acuan dan pedoman dalam rangka
praktek pendidikan.
3
KAJIAN PUSTAKA
Pendidikan mengacu kepada pendidikan pada umunya,yaitu pendidikan yang
dilakukan oleh masyrakat umum.pendidikan seperti ini sudah ada semenjak manusia
ada dimuka bumi. Mendidik secara insting segera diikuti oleh mendidik yang
bersumber dab berpikir dan pengalaman manusia. Manusia mampu menciptakan
cara-cara mendidik karena perkembangan pikirannya. Demikianlah makin lama makin
banyak ragam cara mendidik orangtua terhadap anak-anak (Made Pidarta 2000:2 ).
Anak Usia Dini adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun. Menurut
Beichler dan Snawnam (conny semiawan 2002:8) anak usia dini adalah anak yang
berusia 3-6 tahun sedangkan hakikat anak usia dini adalah individu yang unik
dimana ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek
fisik,kognitif,sosiosional,kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus yang
sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut.
Pendidikan Anak Usia Dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan
yang dilakukan oleh pendidik dan orangtua dalam proses perawatan,pengasuhan dan
pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat
mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui
dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan
(Depdiknas,Panduan Mengajar di TK/RA,2002:5 ).
4
PEMBAHASAN
A.Pengertian Landasan Pendidikan
Secara leksikal, landasan berarti
tumpuan, dasar atau alas, karena itu landasan merupakan tempat bertumpu atau
titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak atau dasar pijakan ini dapat
bersifat material (contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula bersifat
konseptual
(contoh: landasan pendidikan).
Landasan yang bersifat koseptual identik dengan asumsi, adapun asumsi dapat
dibedakan menjadi tiga macam asumsi, yaitu aksioma, postulatdan premis
tersembunyi
.
Pendidikan antara lain dapat
dipahami dari dua sudut pandang,
pertama dari sudut praktek sehingga
kita mengenal istilah praktek
pendidikan, dan kedua dari sudut
studi sehingga kita kenal istilah studi pendidikan. Praktek pendidikanadalah
kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau lembaga dalam membantu individu
atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan pedidikan. Kegiatan bantuan dalam
praktek pendidikan dapat berupa pengelolaan pendidikan (makro maupun mikro),
dan dapat berupa kegiatan pendidikan (bimbingan, pengajaran dan atau latihan).
Studi pendidikanadalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang
dalam rangka memahami pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa landasan pendidikan adalah
asumsi
-asumsi yang menjadi dasar pijakan
atau titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
.Jenis-jenis Landasan Pendidikan
Ada berbagai jenis landasan
pendidikan, berdasarkan sumber
perolehannya kita dapat
mengidentifikasi jenis landasan pendidikan
menjadi:
a.Landasan religius pendidikan,
yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau agama yang menjadi titik
tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
b.Landasan filosofis pendidikan,
yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik tolak dalam
rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
c.Landasan ilmiah pendidikan, yaitu
asumsi-asumsi yang bersumber dari berbagai cabang atau disiplin ilmu yang
menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
Tergolong ke dalam landasan ilmiah pendidikan antara lain: landasan psikologis
pendidikan, landasan sosiologis pendidikan, landasan antropologis pendidikan,
landasan historis pendidikan, dsb. Landasan ilmiah pendidikan dikenal pula
sebagai landasan empiris pendidikan atau landasan faktual pendidikan.
d.Landasan yuridis atau hukum
pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari peraturan
perundang-undangan yang berlaku yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek
pendidikan dan atau studi pendidikan.
5
B.Fungsi Landasan Pendidikan
Misi utama mata kuliah landasan-landasan
pendidikan dalam pendidikan tenaga kependidikan tidak tertuju kepada pengembangan
aspek keterampilan khusus mengenai pendidikan sesuai spesialisasi jurusan atau
program pendidikan, melainkan tertuju kepada pengembangan wawasan kependidikan,
yaitu berkenaan dengan berbagai asumsi yang bersifat umum tentang pendidikan
yang harus dipilih dan diadopsi oleh tenaga kependidikan sehingga menjadi cara
pandang dan bersikap dalam rangka melaksanakan tugasnya. Berbagai asumsi
pendidikan yang telah dipilih dan diadopsi oleh seseorang tenaga kependidikan
akan berfungsi memberikan dasar rujukan konseptual dalam rangka praktek
pendidikan dan atau studi pendidikan yang dilaksanakannya. Dengan kata lain,
fungsi landasan pendidikan adalah sebagai dasar pijakan atau titik tolak
praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
Berikut ini
beberapa pengertian pendidikan menurut para ahli:
Rusli
Lutan (1994) mengemukakan bahwa “Pendidikan pada
hakekatnya tetap sebagai proses membangkitkan kekuatan dan harga diri dari rasa
ketidak mampuan, ketidak berdayaan, keserba kakurangan.
George
F. Knelled Ledi (1967:63) “Pendidikan dapat dipandang dalam
arti teknis, atau proses. Dalam arti luas pendidikan menunjuk pada suatu
tindakan atau pengalaman yang mempunyai pengaruh yang berhubungan dengan
pertumbuhan dan perkembangan jiwa(mind), watak(character), atau kemampuan
fisik(physical Ability) individu, pendidikan dalam arti berlangsung terus
menerus(seumur hidup).
Djuju
Sudjana (1996:31) “bahwa manusia merupakan sumber daya utama,
berperan sebagai subyek baik dalam upaya meningkatkan tarap hidup dirinya
maupun dalam melestarikan dan memanfaatkan lingkungannya.
UU
No. 20 tahun 2003 “pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara”.
6
C.Landasan Pendidikan Anak Usia Dini
Menurut Pasal 28 UU
Sisdiknas No.20/2003 ayat 1, rentang anak usia dini adalah 0-6 tahun. Namun,
menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara,
PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.
Adapun ruang lingkup
Pendidikan Anak Usia Dini yaitu:
• Infant (0-1 tahun)
• Toddler (2-3 tahun)
• Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
• Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)
• Infant (0-1 tahun)
• Toddler (2-3 tahun)
• Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
• Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)
Ruang Lingkup PAUD
Ruang lingkup PAUD meliputi aspek
perkembangan:
- Moral dan Nilai-nilai Agama.
- Sosial, Emosional dan Kemandirian.
- Kemampuan Berbahasa.
- Kognitif.
- Fisik/motorik, dan
- Seni.
Menurut (semiawan,2002:34)
penyelenggaraan pendidikan anak usia dini haruslah didasarkan pada berbagai
landasan,yaitu landasan yuridis,landasan filosofis dan landsan religious serta
landasan keilmuan secara teoritis maupun empiris,dengan penjelasan sebagai
berikut :
1.Landasan Yuridis
pendidikan anak usia dini merupakan bagian dari pencapaian
tujuan pendidikan nasional,sebagaimana diatur dalam undang-undang no.2 tahun
1989tentang sistem pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yg beriman dan bertaqwa
terhadap tuhan yg maha esa dan berbudi luhur memiliki pengetahuan dan
keterampilan,kesehatan jasmani dan rohani,kepribadian yang mantap dan mandiri
serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaasn.( semiawan,2002:34)
7
Selanjutnya,pada pasal 28B ayat 2 dinyatakan bahwa setiap
anak berhak atas kelangsungan hidup tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi,sedangkan pada pasal 28 C Ayat 2
dinyatakan bahwa setiap anak berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasar nya,berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari
ilmu pengetahuan dan tekhnologi,seni dan budaya,demi kepercayaan meningkatkan
kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
Selanjutnya berdasarkan UU RI NO 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional bab 1 pasal 1 butir 14 menyatakan bahwa PAUD adalah
suatu upaya pembinaan yg ditujukan kepada anak sejak lahir sampai 6 tahun ytg
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.sedangkan pada pasal 28 tentang PAUD dinyatakan bahwa
PAUD diselenggarakan sebelum pendidikan dasar melalui jalur pendidikan
formal,nonformal,informal.
Selanjutnya berdasarkan UU RI NO.23 tahun 2002 pasal 9 ayat
1 perlindungan anak dinyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan.
2.Landasan filosofis dan religi
PAUD pada dasarnya harus berdasarkan pada nilai-nilai
filosofis dan religi yg dipegang oleh lingkungan yang berada disekitar anak dan
agama yang dianutnya.pendidikan agama menekankan tentang agama serta bagaimana
agama diamalkan dan di aplikasikan dalam tindakan serta perilaku dalam
kehidupan sehari-hari.penanaman nilai agma disesuaikan dengan tahapan
perkembangan anak serta keunikan yg dimiliki setiap anak (soedomo,2011:21)
Jika interaksi social dan pelaksanaan etika berpijak pada
nlandasan iman dan taqwa maka pendidikan social akan mencapai tujuan nya yang
paling tinggi yaitu manusia dengan perangai,akhlak dan interaksi yang sangat
baik sebagai insane y6ang saleh dan cerdas.
8
3.Landasan Keilmuan dan Empiris
Menurut Catron
dan
Allen PAUD pada dasarnya harus meliputi aspek keilmuan
yang
menunjang kehidupan
anak
dan terkait dengan perkembangan anak .konsep keilmuan paud bersifat isomorfis
artiny6a kerangka keilmuan paud dibangun dari interdisiplin ilmu yang merupakan gabungan dari beberapa disiplin
ilmu,diantaranya psikologi,fisiologi,sosiologi,ilmu pendidikan
anak,antropologi,dan kesehatan.dalam mengembangkan potensi belajar anak maka
hnarus diperhatikan aspek-aspek pengembangan yang akan dikembangkan sesuai
dengan disiplin ilmu yang saling berhubungan dan terintegrasi sehingga
diharapkan anak dapat menguasai beberapa kemampuan dengann baik.
Dari segi empiris,banyak sekali penelitian yang menyimpulkan
bahwa pendidikkan anak usia dini sangat penting,antara lain yang menjelaskan
bahwa anak waktu lahir,kelengkapan organisasi otak memuat 100-200 milyar sel
otak (clark dalam semiawan,2004;27) yang siap dikembangkan serta
diaktualisasikan menggapai tingkat perkembangan potensi tertinggi,tetapi hasil
riset membuktikan bahwa hanya 5% dari potensi otak yang terpakai.hal ini
disebabkan kurangnya stimulasi yg mengoptimalkan fungsin otak.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) sangat penting untuk
membangun karakter anak sejak dini. Untuk mengetahui lebih jauh tentang pendidikan anak usia dini
(PAUD)
kita perlu menetahui konep dasar pendidikan anak usia dini (PAUD). Berikut ini
adalah konsep-konsep dasar pendidikan anak usia dini (PAUD)
1.
Definisi Pendidikan Usia Dini (PAUD)
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab 1, pasal 1, butir 14 dinyatakan bahwa “Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.
Sedangkan pada pasal 28 tentang pendidikan
anak usia dini dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan
sebelum jenjang pendidikan dasar, dapat diselenggarakan melalui jalur
pendidikan formal, nonformal, dan atau informal.
9
Pendidikan anak usia dini merupakan salah
satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan
dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan
kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan
spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan
komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui
oleh anak usia dini.( Adalilla, S, 2010)
PAUD merupakan salah satu
bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar
kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kecerdasan, daya pikir, daya
cipta, emosi, spiritual, berbahasa/komunikasi, dan social (Hasan, 2009).
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan
pendidikan melibatkan seluruh anak mencakup kepedulian akan perkembangan fisik,
kognitif, dan social anak. Pembelajaran diorganisasikan sesuai dengan
minat-minat dan gaya belajar anak (Santrock, 2007)
2.
Tujuan PAUD
Secara umum, tujuan pendidikan anak usia dini
adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk
hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pendidikan anak pun
bisa dimaknai sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang
bisa dibingkai dalam pendidikan, pembinaan terpadu, maupun pendampingan.
3.
Fungsi PAUD
Fungsi pendidikan anak usia dini secara umum
adalah :
1)
Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak
2)
Mengenalkan anak pada dunia sekitar
3)
Menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik
4)
Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi
5)
Mengembangkan keterampilan, kreativitas, dan kemampuan yang dimiliki anak
6)
Menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan selanjutnya.
4.
Jenis Pelayanan PAUD
Dibanding dengang perkembangan model dan
jenis PAUD di berbagai negara maju dan berkembang lainnya, PAUD di Indonesia
memiliki keunikan khusus yang agak berbeda dengan di luar negeri. Karena di
luar negeri PAUD pada umumnya hanya dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu
Kindergarden atau Play Group dan Day Care, sedang di Indonesia menjadi 4
(empat) macam yaitu :
1)
Taman Kanak-Kanak (Kindergarten)
2)
Kelompok Bermain (Play Group)
3)
Taman Penitipan Anak (Day Care)
4)
PAUD sejenis (Similar with Play Group)
5.
Sistem Penyelenggaraan PAUD
Penyelenggaraan PAUD di negara lain
semata-mata hanya menstimulasi kecerdasan anak secara komprehensif dan
pengasuhan terhadap anak, karena aspek kecerdasan yang dikembangkan hanya
meliputi kecerdasan intelektual, emosional, estetika, dan social serta
pengasuhan.
10
Sedang di Indonesia potensi kecerdasan
tersebut diberikan juga pendidikan untuk mengembangkan potensi kecerdasan
spiritual yang dilaksanakan melalui pendekatan olah pikir, olah rasa, dan olah
raga. Di samping itu, juga diberikan pengetahuan dan pembinaan terhadap kondisi
kesehatan dan gizi peserta didik. Oleh karena itu, penyelenggaraan PAUD di
Indonesia disebut penyelenggaran PAUD secara “Holistik dan Integratif”
6.
Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini
Dalam melaksanakan pendidikan anak usia dini,
hendaknya menggunakan prinsip-prinsip berikut :
1)
Berorientasi pada kebutuhan anak
2)
Belajar melalui bermain
3)
Lingkungan yang kondusif
4)
Menggunakan pembelajaran terpadu
5)
Mengembangkan berbagai kecakapan hidup
6)
Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar
7)
Dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang
7.
Komponen Kurikulum PAUD
1.
Anak
Sasaran layanan pendidikan anak usia dini
adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Pengelompokkan anak
tersebut didasarkan pada usia sebagai berikut :
1)
0-1 tahun
2)
1-2 tahun
3)
2-3 tahun
4)
3-4 tahun
5)
4-5 tahun
6)
5-6 tahun
2.
Pendidik
Kompetensi pendidik anak usia dini memiliki
kualifikasi akademik sekurang-kurangnya Diploma Empat atau Sarjana dibidang
pendidikan anak usia dini, kependidikan lain, atau psikologi, daan memiliki
sertifikasi profesi guru PAUD, atau sekurang-kurangnya telah mendapat pelatihan
pendidikan anak usia dini. Adapun rasio pendidik dan anak sekolah sebagi
berikut :
1)
Usia 0-1 tahun, rasio 1 : 3 anak
2)
Usia 1-3 tahun, rasio 1 : 6 anak
3)
Usia 3-4 tahun, rasio 1 : 8 anak
4)
Usia 4-6 tahun, rasio 1 : 10-12 anak
3.
Pembelajaran
Pembelajaran dilakukan melalui kegiatan
bermain yang dipersiapkan oleh pendidik dengan menyipakan materi (content) dan
proses belajar. Materi belajar bagi anak usia dini dibagi dalam dua kelompok
usia.
11
8.
Layanan Program
Lembaga pendidikan anak usia dini
dilaksanakan sesuai dengan satuan pendidikan masing-masing. Pada bagian ini,
dijelaskan tentang waktu-waktu yang digunakan dalam pendidikan prasekolah
secara umum, jadi tidak hanya mengacu pada pendidikan di TK-PAUD.
Adapun
jumlah hari dan jam layanan sebagai berikut:
- Taman penitipan anak (TPA) dilaksanakan 3-5 haridengan layanan minimal 6 jam.
- Kelompok bermain (KB) setiap hari atau maksimal 3 kali seminggu dengan jumlah jam minimal 3 jam.
- PAUD minimal satu minggu sekali dengan jam layanan minimal 2 jam
- Taman kanak-kanak dilaksanakan minimal 5 hari setiap minggu dengan jam layanan minimal 2,5 jam
9.
Tantangan Prioritas Pendidikan PAUD
Sampai saat ini masi ada beberapa masalah
yang dapat menghambat perluasan kesempatan dan pemerataan akses mengikuti PAUD
serta peningkatan mutu PAUD di Indonesia, namun semua itu kita anggap sebagai
tantangan yang menarik sehingga untuk mengatasinya diperlukan kreatifivitas dan
inovasi yang berkelanjutan.
- Jumlah anak yang belum mengikuti PAUD masih cukup besar.
- Sarana dan prasarana belajar secara kuantitatif maupun kualitatif masih terbatas, hal ini disebabkan oleh terbatasnya kreativitas guru PAUD untuk menciptakan dan mengembangkan metode pembelajaran dan sumber belajar dengan memanfaatkan potensi budaya dan alam sekitar.
- Kompetensi sebagian besar guru PAUD masih belum memadai karena sebagian besar dari mereka tidak berasal dari latar belakang pendidikan PAUD dan mereka belum memperoleh pelatihan yang berkaitan dengan konsep dan ilmu praktis tentang PAUD.
- Perbedaan Angka Partisipasi Kasar (APK) peserta PAUD di daerah perkotaan dan perdesaan masih sangat besar.
10.
Target APK-PAUD 2014
Pada tahun 2004 tercatat bahwa jumlah
APK-PAUD baru mencapai 12,7 juta (27%) dan tahun 2008 APK-PAUD telah mencapai
15,1 juta (50,6%) serta diharapkan pada tahun 2009 akan mencapai 15,3 juta
(53,6%). Berdasarkan kondisi tersebut pemerintah telah menetapkan rencana 5
tahun ke depan APK-PAUD diharapkan mencapai 21,3 juta (72,6%).
11.
Peran Serta Masyarakat
Pelaksanaan pendidikan anak usia dini
hendaknya dapat melibatkan seluruh komponen masyarakat. Penyelenggaraan
pendidikan anak usia dini dapat dilakukan oleh swasta dan pemerintah, yayasan
maupun perorangan. Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa masyarakat harus
dilibatkan dalam proses pembimbingan anak.
Alasan
terkait pelibatan masyarakat adalah karena sepulang dari sekolah anak-anak akan
kembali ke masyarakat. Meminta masyarakat untuk ikut pula mengawasi
perkembangan atau perilaku anak ketika dia berada dimasyarakat. Dengan kata
lain, menjadikan masyarakat sebagai rekan kerja. Apabila ini terjadi sinergi
yang begitu mengagumkan antara pendidik, sekolah, dan pihak masyarakat, dan ini
sangat membantu proses pembelajaran.
12
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam sistem pendidikan
nasional, pendidikan seumur hidup dikelola atas tanggung jawab keluarga,
sekolah dan masyarakat. Dimana
masing-masing mempunyai tanggung jawab yang terpadu dalam rangka pencapaian
tujuan nasional.
- Keluarga sebagai lingkungan pertama, bertanggung jawab untuk memberikan dasar dalam menumbuh kembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila dan religius.
- PAUD sebagai lingkungan kedua bertugas mengembangkan potensi dasar yang dimiliki masing-masing individu agar mempunyai kecerdasan intelektual dan mental. Dari individu yang cerdas, akan lahir bangsa yang cerdas yang mampu memecahkan masalahnya sendiri.
- Masyarakat sebagai lembaga ketiga memberikan anak kemampuan penalaran, keterampilan dan sikap. Juga menjadi ajang pengoptimalan perkembangan diri setiap individu.
B. SARAN DAN KRITIK
Bertitik tolak dari penulisan makalah ini, penulis
merasa perlu memberikan beberapa saran sebagai berikut:
- Perlu adanya keseriusan dan kesungguhan para pendidik dalam semua tingkatan lembaga pendidikan sebagai usaha untuk pendewasaan diri yang optimal.
- Hendaknya masing-masing lembaga pendidikan menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya dalam usaha turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
- Dengan hasil karya ini, semoga memberikan warna baru bagi pelaku-pelaku pendidikan untuk menggunakan kemampuan diri dalam menjalani pendidikan seumur hidup.
4. Penulisan makalah ini tidak luput dari
kesalahan dan kekeliruan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi menyempurnakan makalah ini sangatlah diharapkan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Adallila,
S. 2010. Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini.
http://sadidadallila.wordpress.com (diakses 17 Mei 2011)
Ahmad,
Rofiq. 2008. Perkembangan Menurut DDST II. http://rofiqahmadwordpress.com
(diakses 18 Mei 2011)
Hasan,
M. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Diva Press. Yogyakarta
Hasan, Iqbal. 2010. Analisa Data Penelitian Dengan Statistik. Bumi Aksara: Bandung
LANDASAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Untuk Memenuhi tugas Landasan
Pendidikan

Oleh:
Nama: Angguspa Selvera
Nim: 06141181419064
Dosen Pengasuh: Dra. Masitoh, M.Pd
PG PAUD
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar