September
Hening
segera berganti dengan Suara orang mengaji dari masjid, lantunan ayat sucinya sudah
bergemah mentemtramkan hati ini beiiring dengan fajar yang segera datang, aku
terbangun dan ingat niatku tadi malam yaitu akan berpuasa untuk membayar hutang
puasa ku di bulan Ramadhan kemarin, hutang puasa ku ialah 6 hari tapi sudah aku
bayar 2 hari, jadi sisanya tinnggal 4 hari dan Insyaallah segera aku lunasi.
Suara Adzan pun mulai terdengar dan aku akan segera melanjutkan tulisanku ini
nanti, aku mau menghadap Tuhan dulu. Kuliahnya ditunda hingga jam 10 nanti jadi
aku melanjutkan tulisan ini, aku sangat senang mendengar september, apapun yang
berkaitan dengan september aku pasti menyukainya, dan aku harap September tahun
ini juga berkesan buatku. Aku tak tahu kenapa aku sangat menyukai September,
mungkin karena aku lahir di bulan September yah mungkin karena itu, September
itu istimewa berbeda dengan bulan-bulan yang lain aku sangat menyukainya
begitupun bulan Ramadhan. September mengisahkan banyak hal dan juga cerita,
nahh aku jadi teringat September tahun 2012 itu pada saat aku berada di kelas
XI IPS II, panjang ceritanya hingga aku masuk IPS padahal aku tidak menyukai
IPS dan nilai ku juga tidak jelek-jelek amat toh kelas X dulu aku masuk 10
besar, ntahlah kenapa walikelas ku memilih IPS untukku, sudahlah tak apa. Aku
masuk di kelas baru dengan teman-teman yang kurang ku kenal, dan yang paling
membuatku geram ialah ketika aku disuruh sebangku dengan orang yang gak bisa
diam dan laki-laki pula. Aku sangat sedih, aku sangat tidak nyaman berada
dikelas, lambat laun aku mulai ada kawan. Seminggu pun berlalu dan akhirnya
bulan Ramadhan pun datang, mulanya aku sedikit curiga dengan teman laki-laki
yang ada dikelas itu, ia terus melihat kearahku, aku mulai takut, hingga
akhirnya ia memberanikan diri untuk minta homor Handphone aku, aku pun sontak
terkejut dan ia tak ku beri nomor handphone ku, kemudian temannya meminta
kontak teman-teman dikelas, hingga sampailah kepadaku , aku pun tak enak jika
tak memberi toh untuk keperluan kelas juga.
Aku
belum mempunyai teman akrab dikelasku yang baru, jadi aku tidak ada tempat
untuk bercerita, saat itu sekolah kami mengadakan KBM + jadi pulangnya rada
sore, saat itu aku dan temanku sedang menunggu angkot, eh ternyata dia dan
temannya ada di angkot itu, aku berusaha untuk tidak naik angkot itu tapi
temanku terus memaksa, aku hanya diam diangkot itu, ia terus bertanya kepadaku
dan meminta nomor handphone ku, tapi tetap tak ku beri. Dia sudah turun dan
tinggal aku dan temannya yang ada diangkot kemudian temannya bilang kepadaku
bahwa si temannya tadi suka kepadaku, sontak aku tak percaya dan mengalihkan
pembicaraan, saat sampai dirumah sudah ada sms masuk dan aku sudah curiga,
ternyata kecurigaan ku benar, sebab tadi setelah temannya mendapatkan nomor
aku, ia langsung memintanya. Aku pura-pura tak tahu, dan akhirnya ia mengaku,
aku orang yang cuek tapi saat itu aku sedang tidak ada cowok jadi setiap ia sms
aku bales terus, ia terus bertanya mengenai pelajaran di kelas dan kemudian
mengarah ke topik yang lain, aku mulai senang dengannya, tapi aku tak mau
mempunyai cowok yang jadi idola banyak cewek dan juga ia mempunyai banyak teman
cewek, ia adalah pemain sepakbola di kelas kami, dan ia pun kaptennya, rupanya
tak begitu mendukung, tapi ia pintar menyanyi, di kelas ia selalu main gitar
dan menyanyi dan ia paling suka lagu reggae. Di kelas aku seolah tak ada
apa-apa dengannya, dan yang paling membuatku takut ialah saat teman-teman
dikelas mengetahui bahwa kami sedang PDKT, ia terus berusaha untuk mendekatiku,
sampai aku pun takut untuk masuk ke kelas. Malam pun tiba dan ia menyatakan
perasaannya kepadaku dan aku berusaha mengalihkan pembicaraan tapi ia tetap
berbicara mengenai isi hatinya, aku pun menantangnya untuk mengatakan di depan
kelas, ku pikir ia tak mau, tapi ia mau dan aku menarik pembicaraan ku, aku tak
mau dengan dia karena dia orangnya keras, kalau di bidang akademik ia kurang,
dan sering keluar kelas, teman-temannya bilang , mungkin dengan berpacaran
dengan aku ia bisa berubah, tapi kupikir jika seseorang itu mau berubah maka
harus dari dalam dirinya terlebih dahulu.
Hari-hari
di kelas terasa begitu berat, hingga tiba saatnya aku berusia 16 tahun, semua
orang di kelas kami mempermainkan aku, hingga aku menangis tapi ia tak ada
dalam kelas saat itu, mungkin ia tak ingin melihatku menangis, ntahlah.... Saat
orang-orang sudah tak mempermainkan aku, ia pun masuk ke kelas dan duduk
disampingku, alangkah takutnya aku saat itu, ia pun bertanya kepadaku : kenapa
menangis, aku hanya menggelengkan kepala, kemudian ia memberiku tulisan yang
bertuliskan selamat ulang tahun, aku pun mengucapkan terima kasih kepadanya,
kemudian ia terus bertanya perihal perasaanku kepadanya, aku hanya diam,
kemudian ia memberiku sebuah kartu yang gambarnya Love berwarna merah, aku tak
tahu harus bagaimana, aku hanya diam.
Lebaran
pun tiba, ia masih menanyakan perihal mau seperti apa hubungan kami, dan
akhirnya aku pun menjawab bahwa aku hanya bisa berteman dengannya ia pun
menerimanya, tapi di dalam kelas ia terus bersikap dingin kepadaku, aku tak
tahu kenapa, rasanya aku mau pindah dari kelas itu tapi aku tak bisa, aku tak
mau pacaran dengan seorang idola, karena dulu waktu SMP aku di putuskan oleh
cowok yang idola banyak wanita, jadi aku tak mau itu terulang kembali.
Sebagian
orang dikelas ku tahu perihal kami, tapi mereka hanya diam, tapi teman
terdekatku pun tak tahu, hingga ia tahu dari mulut orang yang dulunya suka
kepadaku sendiri, ia pun marah kepadaku, aku pikir itu tak penting dan untuk
apa menceritakan masalah itu, kemudian ia mengerti. Saat kelas XII aku tak satu
kelas lagi dengannya, dan aku sangat bersyukur, ia pun punya kisah baru dengan
motor baru dan pacar baru, aku tak iri melihatnya, aku turut senang.
Masa
SMA / Putih abu-abu akan segera berakhir, tapi tak terlihat dia ingin
menegurku, sudahlah biarlah itu berlalu dengan sendirinya. Aku pikir ia memang
tak mau lagi berteman denganku, tapi ternyata ia bilang kepada temanku dan juga
temannya, kenapa aku tidak pernah menegurnya, dan kenapa juga dulu aku tak
menyukainya, aku pikir dia yang terlebih dahulu mendiamkan aku, jadi aku juga
diam, hingga aku tak ada kesempatan untuk meminta maaf padanya sampai kami
meninggalkan SMA.
Hidup
harus terus berjalan bukan, setahun berlalu aku pun tak lagi merasa bersalah
padanya, pada saat lebaran tahun 2015 hari kedua aku beserta teman-temanku
pergi berkunjung di rumah teman, dan pada saat berada di jalan raya aku menoleh
ke belakang, ternyata ada ia yang juga sedang memakai motornya, aku seolah-olah
tak melihatnya, tak lama kemudian salah satu motor temanku berhenti karena
bertemu dengannya, jadi kami pun turut berhenti, tapi tak di depan ia kemudian
salah satu teman tadi menunjuk ke arahku dan bilang itu si A, ia pun
menghampiri kami dan menjulurkan tangannya untuk mohon maaf lahir dan batin,
alangkah terkejutnya diriku, langsung kusambut salam juga, ia bertanya dimana
aku kuliah, tak lama kemudian ada teman yang bicara perihal ceweknya, kemudian
ia menjawab, cewek yang mana kan sama si A (aku) dak jadi, ia mengalihkan
pembicaraan, temanku langsung tertawa, ia memang kocak, akhirnya pertemuan
singkat itu pun berlalu. Kini aku lega, bahwasanya ia masih menganggap aku
temannya, dan biarlah ini menjadi kenangan indahku di september terdahulu,
sekarang aku menatap masa depan yang baru dengan september di tahun baru juga.
Selamat tinggal masa lalu, tapi sesekali aku akan menoleh kepadamu supaya apa
yang salah yang aku perbuat di masa mu tak akan ku ulangi di masa mendatang.
oleh : Angges Selvera
Hoooooh ,, terharu ,,
BalasHapusHoooooh ,, terharu ,,
BalasHapusnangis oh kalo terharu
BalasHapus