Senin, 02 November 2015

EVALUASI PEMBELAJARAN IPS UNTUK PAUD/TK





EVALUASI PEMBELAJARAN IPS UNTUK PAUD/TK





Dalam Rangka Tugas Mata Kuliah IPS AUD  yang dibimbing
Oleh : Dra.Yetty Rahelly,M.Pd.
Windi Dwi Andika, M.Pd.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
Angguspa Selvera (06141181419064)
Dina Juniarti (06141181419061)
Sindi Anjali Putri (06141281419066)



Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya
2015



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa Atas Berkat dan rahmatnya kami bisa menyelesaikan tugas Makalah ini dengan Tepat waktu.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akademik IPS AUD. Adapun topik yang dibahas didalam makalah ini adalah“Evaluasi Pembelajaran IPS AUD”.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yetty Rahelly dan Ibu Windi Dwi Andika sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing kami didalam menyusun makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi untuk tersajinya makalah ini.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu dikarenakan keterbatasan yang ada. Sehingga kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
Kiranya makalah ini memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita semua. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.



Indralaya, November  2015

Penulis







           

i
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTARi
DAFTAR ISIii
PENDAHULUAN1
A.    Latar Belakang Masalah1
B.     Rumusan Masalah1
C.     Tujuan Makalah1
PEMBAHASAN2
A.    Ilmu Pengetahuan Sosial2
B.     Ruang Lingkup IPS AUD2
C.     Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial3
D.    Guru Ilmu Pengetahuan Sosial9
E.     Evaluasi.........................................................................................................................................10
PENUTUP13
A.    Kesimpulan16
B.     Saran16
DAFTAR PUSTAKA17










ii




PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini serta jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Guru merupakan elemen terpenting dalam sebuah sistem pendidikan. Ia merupakan ujung tombak. Karena Guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi peserta didik dalam prestasinya yaitu seorang guru, maka guru harus melakukan tugasnya dengan baik.
Untuk mengetahui prestasi peserta didik, seorang guru tidak mungkin melepaskan dirinya dari kegiatan evaluasi. Karena dengan evaluasi ini, guru akan mengetahui sampai sejauh mana peserta didik menguasai apa yang telah diajarkan. Begitu juga yang akan dilakukan oleh seorang guru IPS terhadap peserta didiknya. Sehingga evaluasi tersebut bisa membangkitkan guru menjadi lebih baik lagi dalam proses belajar-mengajar.
Maka dari itu, saya akan membahas tentang  IPS dan Evaluasi Belajar
B.   Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian IPS, Guru dan Evaluasi Pembelajaran AUD?
2.      Apa Ruang Lingkup IPS?
3.      Bagaimana Evaluasi Pembelajaran IPS di TK/ PAUD ?

C.   Tujuan Makalah
1.      Untuk mengetahui pengertian IPS, Guru dan Evaluasi Pembelajaran AUD.
2.      Untuk mengetahui Ruang Lingkup IPS.
3.      Untuk mengetahui dan memahami Bagaimana Evaluasi Pembelajaran IPS di TK/ PAUD.



\
PEMBAHASAN
A. Ilmu Pengetahuan Sosial
1.    Pengertian IPS
Rumusan tentang pengertian IPS telah banyak dikemukakan oleh para ahli IPS atau social studies. Di sekolah-sekolah Amerika pengajaran IPS dikenal dengan social studies. Jadi, istilah IPS merupakan terjemahan social studies.
Dengan demikian IPS dapat diartikan dengan “ penelaahan atau kajian tentang masyarakat ”. Dalam mengkaji masyarakat, guru dapat melakukan kajian dari berbagai perspektif sosial, seperti kajian melalui pengajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, politik-pemerintahan, dan aspek psikologi sosial yang disederhanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pengertian  IPS yang dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan dan IPS di Indonesia:
a.    Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi, budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.
b.    S. Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial.
B .    Ruang Lingkup IPS
Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah. Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar peserta didik MI/SD.
Pada jenjang pendidikan menengah, ruang lingkup kajian diperluas. Begitu juga pada jenjang pendidikan tinggi: bobot dan keluasan materi dan kajian semakin dipertajam dengan berbagai pendekatan. Pendekatan interdisipliner atau multidisipliner dan pendekatan sistem menjadi pilihan yang tepat untuk diterapkan karena IPS pada jenjang pendidikan tinggi menjadi sarana melatih daya pikir dan daya nalar mahasiswa secara berkesinambungan.
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa yang dipelajari IPS adalah manusia sebagai anggota masyarakat dalam konteks sosialnya, ruang lingkup kajian IPS meliputi:
a.    Substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat
b.    Gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat.
Kedua lingkup pengajaran IPS ini harus diajarkan secara terpadu karena pengajaran IPS tidak hanya menyajikan materi-materi yang akan memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS harus menggali materi-materi yang bersumber pada masyarakat.
C . Tujuan IPS
Sama halnya tujuan dalam bidang-bidang yang lain, tujuan pembelajaran IPS bertumpu pada tujuan yang lebih tinggi. Secara hirarki, tujuan pendidikan nasional pada tataran operasional dijabarkan dalam tujuan institusional tiap jenis dan jenjang pendidikan. Selanjutnya pencapaian tujuan institusional ini secara praktis dijabarkan dalam tujuan kurikuler atau tujuan mata pelajaran pada setiap bidang studi dalam kurikulum, termasuk bidang studi IPS.
Akhirnya tujuan kurikuler secara praktis operasional dijabarkan dalam tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran. Sub bahasan ini dibatasi pada uraian tujuan kurikuler bidang studi IPS.
Tujuan kurikuler IPS yang harus dicapai sekurang-kurangnya meliputi hal-hal berikut:
a.    Membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupan masyarakat
b.    Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisa, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan dimasyarakat
c.    Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan serta berbagai keahlian
d.   Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif, dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian kehidupannya yang tidak terpisahkan
e.    Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, perkembangan masyarakat, dan perkembangan ilmu dan teknologi.


D.  Guru IPS
1.    Pengertian Guru IPS
Guru IPS adalah Pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini serta jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dalam bidang penelaahan atau kajian tentang masyarakat (IPS).
2.    Keterampilan dasar Pengajaran IPS
Anak belajar menggunakan keterampilan dan alat-alat studi sosial, misalnya mencari bukti dengan berpikir ilmiah, keterampilan mempelajari data masyarakat, mempertimbangkan validitas dan relevansi data, mengklasifikasikan dan menafsirkan data-data sosial, dan merumuskan kesimpulan.
Maka seorang guru harus bisa menerapkan keterampilan pengajaran IPS kepada anak, agar anak dapat menguasai materi IPS.
3.    Karakteristik Pendidikan IPS SD/MI
Untuk membahas karakteristik IPS, dapat dilihat dari berbagai panadangan. Berikut ini dikemukakan karakteristik IPS dilihat dari materi dan strategi penyampaiannya oleh guru IPS:
a.  Materi IPS
Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:
1)   Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya
2)   Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, transportasi
3)   Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh
4)   Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar
5)   Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, keluarga


b. Strategi Penyampaian Pengajaran IPS
Strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagian besar adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan:  anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga, kota region, negara, dan dunia. Tipe kurikulum seperti ini disebut “The Wedining Horizon or Expanding Enviroment Curriculum” (Mukminan, 1996:5).
Oleh karena itu, guru IPS harus mampu merancang pembelajaran yang dapat membangkitkan siswa, misalnya penggalan waktu belajar tidak terlalu panjang, peristiwa belajar harus bervariasi, dan tidak kalah pentingnya sajian harus dibuat menarik bagi siswa.

E. Evaluasi
   aPengertian Evaluasi Secara Umum
Evaluasi merupakan pengumpulan informasi untuk menentukan kualitas dan kuantitas belajar peserta didik. Menurut TRIANTO (2007:87) penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Jadi, evaluasi adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara sistematis dan berkesinambungan serta menyeluruh tentang proses dan hasil belajar peserta didik sehingga dapat dijadikan informasi dan patokan dalam pengambilan sebuah keptusan mengenai tuntas tidaknya, paham atau tidak paham siswa dalam proses pembelajaran. 
Beberapa aspek yang dapat menjadi perhatian dalam evaluasi sebagai berikut;
Aspek akademis, meliputi pengetahuan, pemahaman, dan penyimpanan informasi atau materi pembelajaran dalam otak siswa
Aspek pemikiran, meliputi penalaran, kerangka keja konseptual, penggunaan metode ilmiah, pemecahan masalah, dan kemampuan menyusun argumentasi
Aspek keterampilan. Meliputi keterampilan tulis dan lisan, keterampilan mengorganisasi dan menganalisis informasi dan keterampilan teknik
Aspek sikap. Meliputi sikap suka belajar, komitmen untuk menjadi warga negara yang baik, kegemaran membaca, kegamaran berpikir ilmiah
Aspek kebiasaan kerja. Meliputi menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, menggunakan waktu dengan bijaksana dan bekerja sebaik mungkin. 
   
 b.  Pengertian Dasar Evaluasi Di Tk
Penilaian atau evaluasi di TK merupakan usaha mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan serta menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan daan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui kegiatan belajar. Penilaian ini juga merupakan upaya untuk mendapatkan informasi atau data secara menyeluruh yang menyangkut semua aspek kepribadian anak terhadap proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai melalui proses pembelajaran, meliputi perkembangan fisik motorik, sosial, emosi, kognitif, moral, dan nilai-nilai agama, serta seni.
   c.  Prinsip-Prinsip Evaluasi Di Tk
Adapun prisip-prinsip yang harus diperhatikan dalam melakukan evaluasi di TK adalah sebagai berikut ;
a)  Berpusat anak.
Penilaian yang dilakukan hendaknya berpusat pada semua aktifitas yang di lakukan oleh anak. Penilain bertugas melakukan pengamatan terhdap semua aktifitas yang di lakukan oleh anak setiap saat, dimana saja dan kapan saja tampa harusmenggangu waktu yang telah di tentukan atau di jadwalkan.
b) Berkesinambunga
Penilaian di lakukan secara berencana, bertahap dan terus-menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan proses belajar anak didik.
c) Menyeluruh atau keterpaduan.
Perubahan prilaku dalam tujuan pembelajaran perlu di capai secara menyeluruh baik yang menyangkut pengetahuan, sikap, prilaku, nilai, serta keterampilan. Penilain bersifat menyeluruh apabila penilaian di gunakan mencakup aspek proses dan hasil pengembangan yang secara bertahap menggambarkan perubahan prilaku.
d) Lebih mementingkan proses dari pada hasil
Penilain pada anak sebaiknay mementingkan pada pengamatan yang dilakukan selama prose yang berlangsung dan bukan pada hasil akhrinya saja. Penilain yang paling baik  dilakukan saat anak melakukan aktifitas belajar dan bermain. Untuk itu penilaian di lakukan tidak selalu’’ paper and pencilpes’’, tetapi lebih kepada pengamatan secara lamhsung terhadap aktifitas anak.


e) Berorinetasi pada tujuan.
Penilaian di tk berorientasi kepada kompetensi yang di harapkan, proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
f) Objektif dan alamiah.
Dalam melakuakn penilain di uasahakan seobjektif mungkin yaitu penilai hanya memperhatiakn obejnya. Perasaan-perasaan, keinginan-keingina, prasangka-prasangka penilai sedapatkan mugnkin harus di kesampingkan pada saat menilai. Penilai juga harus memperhatiak perbedaan-perbedaan yang keunikan perkembangan setiap anak, sehingga penilai tidak memberikan penafsiran yang sama pada setiap anak.
g) Mendidik
Hasil penilai harus dpaat digunakan untuk membina dan memberikan dorongan kepada semua anak dalam menigkatkan hasil pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, hasil penilain harus di  nytakan dan dapat di rasakan sebagai penghargaan bagi anak yang belum berhasil. Dengan demikian, usaha penilaian dalam memperkuat prilaku dan sikap yang positif.
h) Konsiten dan jujur.
Penilai yang dilakukan oleh dua orang penilai akan lebih dapat di  di pertanggung jawabkan ketika membuat rekomendasi atau menentuksn tindak lanjut.
i)  Kebermaknaan.
Hasil penilain harus bermakna bagi giri, orangtua, anak didik dan pihak-pihak lain yang membutuhakn utnuk menignktakan pertumbuhndan perkembangan anak.
j)  Kesesuain.
Penilaian harus memperhatikan adanya keseian antara apa yang di ajarkan di tk dengan laporan yang di buat. 
   d.  Karakteristik Dan Manfaat Evaluasi Di Tk
a. Memiliki implikasi tidak langsung terhadap siswa yang di evaluasi
Hal ini biasanya terjadi apabila guru melakukan penilaian yang tidak tampak terhadap diri siswanya.
b. Lebih bersifat tidak lengkap
Karena evaluasi tidak dilakukan secara kontiniu maka, hanya merupakan sebagai fenomena saja atau evaluasi hanya sesuai dengan pertanyaan item  yang direncanakan oleh guru.
c. Mempunyai sifat kebermaknaan relatif
Hasil evaluasi tergantung pada tolak ukur yang digunakan oleh guru, dan evaluasi tergantung dengan tingkat ketelitian alat ukur yang digunakan. 
   e.  Manfaat Evaluasi di Taman Kanak-Kanak
Penilaian terhadap suatu program pendidikan akan sangat membantu dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian dapat membantu meningkatkan kualitas program maupun kegiatan belajar anak peserta program pendidikan. Bagi guru, penilaian merupakan alat bantu dalam memperbaiki pendidikan dan pembelajaran anak  didiknya.
Penialaian di taman kana-kanak bermanfaat untuk mengetahui tingkat perkembangan anak yang dicapai selama proses belajar mengajar dilakukan, apakah seluruh aspek perkembangan anak berkembang dengan baik atau tidak, guna untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan nasional pada umumnya. 
 
   f. Penggunaan Hasil Evaluasi di Taman Kanak-Kanak
Hasil evaluasi di taman kana-kanak digunakan sebagai :
1.      Untuk menentukan mampu tidaknya anak untuk memasuki usia sekolah dasar.
2.      Untuk mendiagnosa atau remedial.
3.      Perlu tidaknya suatu tema dalam pelajaran anak untuk diulang.
4.      Membangkitkan motivasi anak dalam belajar
5.      Memberikan laporan kepada orang tua anak.

g. Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Evaluasi atau penilaian adalah proses yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui, memahami, dan menggunakan, hasil kegiatan belajar anak/siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Proses penilaian harus di dasarkan atas suatu selang waktu, bukan sesaat saja. Ini berarti bahwa evaluasi merupakan kesimpulan dari sederetan pengukuran yang dilakukan berkali-kali dengan suatu tujuan tertentu. Hasil belajar anak yang diperoleh melalui evaluasi itu tidak hanya sekedar untuk diketahui dan dipahami guru, tetapi yang lebih penting ialah agar dapat digunakan untuk tujuan tertentu seperti kenaikan kelas, meluluskan murid, dan sebagainya.
Sering pengertian evaluasi (penilaian) dikaburkan dengan pengertian measurement (pengukuran). Pengukuran adalah pekerjaan membandingkan suatu hasil belajar murid dengan ukuran yang sudah ditentukan, yang disebut standar evaluasi
Adapun tujuan dan fungsi evaluasi hasil-hasil pada dasarnya dapat digolongkan ke dalam empat kategori:
a.    Untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar-mengajar
b.    Untuk menentukan angka kemajuan/hasil belajar masing-masing murid yang antara lain diperlukan kenaikan kelas dan penentuan lulus tidaknya murid
c.    Untuk menempatkan murid dalam situasi belajar-mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan (karakteristik) lainnya yang dimiliki murid
d.   Untuk mengenal latar belakang (psikologi, fisik, dan lingkungan) murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-kesulitan tersebut
Pelaksanaan fungsi pertama dan kedua terutama menjadi tanggung jawab guru sedangkan pelaksanaan fungsi ketiga dan keempat lebih merupakan tanggung jawab Bimbingan dan Penyuluhan.
Sehubungan dengan keempat fungsi yang dikemukakan di atas, evaluasi hasil belajar dapat digolongkan atas 4 jenis, yaitu:
a.    Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk keperluan memberikan umpan balik (feedback) kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar-mengajar dan melaksanakan pelayanan khusus bagi murid/siswa. Evaluasi jenis ini jarang dipraktekkan oleh guru-guru di sekolah sebagaimana yang seharusnya.
b.    Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk keperluan memberikan angka kemajuan belajar murid/siswa yang sekaligus dapat digunakan untuk pemberian laporan kepada orang tua, penentuan kenaikan kelas, dan sebagainya.
c.    Evaluasi Penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk keperluan menempatkan murid/siswa pada situasi belajar-mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan/karakteristik lainnya yang dimilikinya.
d.   Evaluasi Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk keperluan mengenal latar belakang (psikologi, fisik, lingkungan) dari murid/siswa yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-kesulitan tersebut. Evaluasi jenis ini erat hubungannya dengan kegiatan bimbingan dan penyuluhan disekolah.
h. Pendekatan Evaluasi
Ada dua jenis pendekatan dasar di dalam evaluasi, yaitu:
a.    Pendekatan yang bersumber pada norma (norma referenced)
Evaluasi yang menggunakan pendekatan ini menghasilkan indeks yang relatif tentang kemampuan hasil belajar yang dicapai murid/siswa. Dikatakan relatif, karena hasil evaluasi di sini menggambarkan kemampuan seorang murid/siswa dibandingkan dengan teman-temannya yang lain dalam kelas yang sama (norma kelompok).
Dengan menggunakan norma referenced test, informasi yang diperoleh lebih menggambarkan “kedudukan” setiap siswa dibandingkan dengan murid/siswa lainnya di dalam test yang sama. Oleh karena itu pendekatan ini lebih tepat diterapkan di dalam evaluasi untuk keperluan pemberian angka, kenaikan kelas, atau pun seleksi.
b.    Pendekatan yang bersumber pada kriteria (Criterien referenced)
Evaluasi yang menggunakan pendekatan ini menghasilkan indeks yang mutlak tentang kemampuan hasil belajar yang dicapai siswa. Dengan mutlak di sini dimaksudkan bahwa evaluasi ini dapat memberikan informasi tentang apakah seorang siswa telah menguasai tujuan-tujuan instruksional yang diinginkan atau belum, terlepas dari hasil yang dicapai oleh teman-temannya yang lain.
Dengan menggunakan criterien referenced test, kita dapat memperoleh informasi tentang sejauh mana  murid/siswa telah mencapai tujuan instruksional yang diinginkan. Oleh karena itu pendekatan ini cocok untuk diterapkan di dalam evaluasi untuk keperluan:
1)   Menilai efektifitas program pengajaran yang diberikan
2)   Menilai sejauh mana siswa telah menguasai kemampuan-kemampuan di dalam suatu program tertentu yang merupakan persyaratan untuk dapat mengikuti program selanjutnya
i. Jenis Test
Test dapat digolongkan atas 3 jenis: test tertulis, tes lisan, dan test perbuatan. Selama test tertulis, soal-soal maupun jawabannya disampaikan secara tertulis, sedangkan dalam test lisan, soal-soal maupun jawaban disampaikan secara lisan. Dalam test perbuatan, pertanyaan biasanya disampaikan dalam bentuk tugas-tugas dimana penilaiannya dilakukan baik terhadap proses pelaksanakan tugas-tugas tersebut maupun terhadap hasil yang dicapai.
Aspek-aspek kemampuan yang bersifat kognitif (pengetahuan) biasanya dinilai melalui test tertulis atau lisan, sedangkan test perbuatan lazimnya digunakan untuk menilai aspek kemampuan yang bersifat psikomotor (keterampilan).


 i. Bentuk-bentuk Evaluasi Dalam Pengajaran IPS
Setiap jenis tes memiliki dua bentuk, yakni bentuk Subjektif dan bentuk Objektif Penamaan subjektif dan objektif itu didasarkan pada penilaiannya. Suatu tes dikatakan subjektif bila ada perbedaan nilai yang diberikan oleh penilaian yang berbeda karena masuknya pertimbangan-pertimbangan subjektif sedangkan suatu tes dikatakan objektif apabila nilai yang diperoleh seseorang siswa tetap sama meskipun tesnya diperiksa oleh siapa pun.
a.              Tes bentuk Isian
1)   Wujudnya
Dari namanya saja sudah jelas bahwa terdapat kekosongan dalam butir soal itu sehingga perlu diisi. Kekosongan itu menunjukkan bahwa butir soal tersebut tidak lengkap, maka perlu dilengkapi. Untuk siswa diminta mencari sendiri bagian yang dapat melengkapi atau mengisi kekosongan itu. Siswa dihadapkan pada suatu pertanyaan yaitu “apakah yang harus saya tempatkan di sini agar persyaratan ini menjadi lengkap dan sempurna”?
Bertolak dari pertanyaan yang dihadapi siswa itu, munculah suatu ragam lain dalam jenis tes ini yaitu menghadapkah siswa pada suatu pertanyaan yang harus dijawab singkat. Untuk menjawab pertanyaan itu siswa memunculkan berbagai kemungkinan. Semua kemungkinan jawaban itu dicocokkan dengan pertanyaannya untuk dapat menentukan jawaban yang paling tepat. Dari proses seperti ini lalu dilahirkan suatu ragam lain yakni identifikasi atau asosiasi.
2)   Ragamnya
Di atas telah disebutkan adanya tiga jenis, yakni:
a)             Aim dan klelengkapi
Ragam ini berupa pertanyaan tak lengkap yang harus diisi atau dilengkapi. Dengan demikian ia mempunyai dua ciri pokok, yaitu:
                                                                         Berupa pernyataan tak lengkap
                                                                         Adanya ruangan/tempat untuk mengisi atau melengkapi pernyataan itu
Contoh:
                                                                         Pelopor Pujangga Angkatan 45 ialah ......
                                                                         Sumpah Pemuda yang diucapkan pada tanggal ......
                                                                         Bulan ......... tahun ....... menegaskan antara lain bahwa bangsa Indonesia memiliki satu bahasa kesatuan yaitu bahasa .........
b)            Pertanyaan
Dalam ragam ini diakhiri dengan tanda tanya, dan siswa diminta menuliskan jawabannya dalam ruang yang tersedia secukupnya.
c)             Identifikasi atau Asosiasi
Ragam ini menghendaki jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dengan selalu menghubungkan dengan pertanyaan pokok.
Contoh: Di pulau manakah letaknya kota-kota ini:
                                                                            i.          Larantuka ...............
                                                                            ii.          Maiang ...................
                                                                            iii.          Medan ...................
                                                                            iv.          Kupang ..................
Jadi : Apakah yang ingin diketahui tentang Larantuka? Untuk menjawab pertanyaan ini kita kembali kepada pertanyaan pokok yakni “Di pulau manakah terletak kota Larantuka itu”. Demikian pula halnya dengan apa yang ingin diketahui tentang Malang, Medan dan Kupang, yaitu di pulau manakah kota-kota itu terletak.
3)   Keberatan Terhadap Bentuk Isian
Dengan bentuk ini siswa diuji kemampuannya menghasilkan sendiri, mencari sendiri jawabannya; dibandingkan dengan bentuk-bentuk yang lebih mengarah pada proses pengenalan semata seperti halnya pada Pilihan Ganda dan Menjodohkan yang pilihan jawabannya telah tersedia.
Namun muncul pula kritik dari ahli-ahli lain yang tidak sepenuhnya menerima bentuk ini. Thorndike, misalnya dalam bukunya “Educational Measurement” mengatakan bahwa adalah lebih sukar membuat soal dalam bentuk ini jika seseorang ingin mengetahui kemampuan anak dalam aspek yang lebih tinggi daripada hanya mencari jawaban tentang kejadian-kejadian yang bersahaja.
Contoh. Kapan Lahirnya Pancasila?
Jawabannya dapat:
a)   18 Agustus 1945
b)   Sehari setelah Proklamasi, dan sebagainya
Keberatan-keberatan dapat dirangkum sebagai berikut:
a)   Sukar membuat soal yang mampu mengukur jenjang kemampuan yang lebih tinggi dari pengingatan
b)   Jawabannya sukar dipastikan sebagai satu-satunya jawaban. Dengan demikian, kunci jawabannyapun sangat sukar ditentukan
c)   Skornya memakan waktu lama
d)  Skornya kurang terandalkan
e)   Faktor subjektivitas ikut berpengaruh dalam penilaian, jadi tidak objektif lagi
b.             Bentuk Pilihan Alternatif
Beberapa ragam pilihan alternatif:
1)   Ragam “Benar” atau “Salah”
Ragam ini berupa pernyataan yang akan dinilai sebagai “benar” atau “salah”.
Contoh: Pelaksanaan Program Keluarga Berencana mengakibatkan berkurangnya jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun. B-S
2)   Ragam Betul-Salah
Ragam ini terdiri dan sebuah kalimat, perhitungan, atau ungkapan lain yang harus dinilai betul atau salah, tergantung pada tepat tidaknya tulisannya atau tata bahasanya.
3)   Ragam Ya-Tidak
Ragam ini terdiri dari pertanyaan langsung yang harus dijawab dengan Ya atau Tidak.
Contoh: Dapatkah kemakmuran itu terjadi?
Bentuk ini tampaknya mempunyai kesamaan dengan bentuk Benar-Salah. Perbedaannya hanya terletak pada jawabannya yaitu pada ragam Benar-Salah, jawabannya adalah Benar atau Salah. Sedangkan dalam ragam ini jawabannya adalah Ya atau Tidak.
4)   Ragam Kelompok
Ragam ini terdiri dan satu item yang tidak lengkap dengan beberapa isian sebagai pelengkap, yang masing-masingnya harus dinilai benar atau salah.
Contoh: Hukum permintaan dan penawaran berlaku
a)   Cateris paribus
b)   Permintaan bertambah harga naik
c)   Penawaran bertambah harga turun
d)  Permintaan berkurang harga turun
5)   Ragam Pembetulan
Dalam ragam ini siswa diminta pula untuk membetulkan setiap kesalahan dalam soal-soal dengan jalan mengganti bagian yang digaris bawahi dengan yang benar.
Contoh: Hari lahir Pancasila adalah 1 Juli 1945 ( ... ... ... ... ... )
Karena tanggal 1 Juli 1945 itu salah; maka siswa harus menuliskan tanggal yang benar yakni 18 Agustus 1945 dalam ruang yang tersedia.
c.              Bentuk Menjodohkan
1)   Wujudnya
Terdiri dari serangkaian premis, serangkaian jawaban, dan petunjuk menjodohkan premis dengan jawaban-jawaban tersebut.
2)   Sistem Penomoran
Tergantung pada sistem menjawab, yaitu:
a)   Di lembar jawaban atau
b)   Langsung dalam buku soal
Apabila sistem “di lembar jawaban” yang dipakai maka baik premis maupun jawaban diberi nomor atau tanda yang membedakan premis yang diberi nomor sedangkan jawaban tidak
Di depan jawaban ada ruang untuk menuliskan nomor jodohnya.
3)   Sistem Penjodohan ada dua sistem, yaitu:
a)   Penjodohan sempurna
b)   Penjodohan tak sempurna
Dalam sistem penjodohan sempurna, tiap satu butir dalam premis memiliki satu jawaban sebagai jodohnya. Sedangkan dalam sistem penjodohan tak sempurna terdapat dua atau lebih butir dalam premis yang bersama mempunyai satu pasangan (jodoh).
4)   Pilihan ganda
a)             Wujud tes pilihan ganda
Tes pilihan ganda terdiri dari:
                                                                             Stern atau pokok soal:
Berbentuk:
*      Pertanyaan pengantar
*      Pertanyaan tak lengkap
                                                                               Jawaban jawaban: berbentuk:
*        Jawaban yang di usulkan
*        Pengisian/pelengkap pernyataan
Jawaban terdiri dari:
  Kunci, yaitu jawaban atau jawaban-jawaban yang benar, dan
  Distructor atau “pengecoh”, yaitu jawaban yang tidak benar atau yang menyesatkan.


PENUTUP
A.   Kesimpulan
Penilaian atau evaluasi di TK merupakan usaha mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan serta menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan daan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui kegiatan belajar. Penilaian ini juga merupakan upaya untuk mendapatkan informasi atau data secara menyeluruh yang menyangkut semua aspek kepribadian anak terhadap proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai melalui proses pembelajaran, meliputi perkembangan fisik motorik, sosial, emosi, kognitif, moral, dan nilai-nilai agama, serta seni.

Prinsip-Prinsip Evaluasi Di Tk
a) Berpusat anak, b)  Berkesinambungan, c) Menyeluruh atau keterpaduan, d) Lebih mementingkan proses dari pada hasil, e) Berorinetasi pada tujuan, f) Objektif dan alamiah,
g) Mendidik, h) Konsiten dan jujur, i) Kebermaknaan, j) Kesesuaian,

Penggunaan Hasil Evaluasi di Taman Kanak-Kanak
Hasil evaluasi di taman kanak-kanak digunakan sebagai :
1. Untuk menentukan mampu tidaknya anak untuk memasuki usia sekolah dasar.
2. Untuk mendiagnosa atau remedial.
3. Perlu tidaknya suatu tema dalam pelajaran anak untuk diulang.
4. Membangkitkan motivasi anak dalam belajar
5. Memberikan laporan kepada orang tua anak.

B.   Saran
Jadi pembelajaran IPS Pada Anak Usia Dini ialah sangat penting, nah tatkala pentingnya dengan evaluasinya. Evaluasi dilaksanakan untuk melihat bagaimana program kerja yang dilaksanakan sudah berjalan dan apa saja kekurangan dan kelebihan dari program pembelajaran itu supaya kedepannya bisa diperbaiki lagi. Guru AUD juga harus tahu betul bagaimana mengevaluasi para siswanya, maka dari itu seorang guru AUD harus menguasai segala bidang pengembangan AUD.





DAFTAR PUSTAKA
Hildayani, Rini., dkk. (2005). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Universitas Terbuka.


Morison, George.S.2005. Dasar-Dasar Anak Usia Dini. Bandung : Grasindo.

Moeslichatoen. 2004. Keterampilan sosial.Jakarta : PT.Erlangga.    



Tidak ada komentar:

Posting Komentar