Catatan
di Akhir Oktober
Bodoh sekali, katamu kau mau melupakan
dirinya, kenapa kau masih ingat terus tentangnya dan kenapa juga kau cemburu
padanya. Kau pikir kau siapa?? Kau hanya teman baginya, iya kalau dia
mengakuimu nahh bagaimana jika tidak, kau bukanlah siapa-siapa baginya.
Sadarlah kau memang bukan yang terbaik untuknya, kau akan menemukan lelaki lain
yang bisa membimbingmu ke arah yang lebih baik.
Tutup cerita, tak usah terlalu
dipikirkan mengenai mimpimu, kau hanya terbawa perasaan, OK. Kau punya jalan
hidupmu sendiri yang harus kau tata ulang karena dahulu telah sedikit melenceng
ke arah yang salah, kau menunggu hal yang tak seharusnya kau tunggu, karena
kenapa?? Ia tak pernah mengharapkanmu dan tak pernah menunggumu, kau lah yang
terlalu kePedean, makanya jadi cewek t harus peka, harus tahu diri.
Apa yang salah dengan rasa ini, apa
aku harus periksa ke dokter, oh tidak ini hanyalah perasaan tak enak hati, tapi
mengapa aku harus tak enak hati kepada seseorang yang tidak berarti bagiku??
Ini salah dan aku harus memperbaikinya.
Wahai zat yang maha membolak-balikkan
hati, apa yang salah dengan diriku ini, mengapa sakit sekali rasanya melihat ia
dekat dengan perempuan lain, padahal aku sudah muak dengannya, ingin aku
berteriak, ingin aku marah, ingin aku menangis dan aku ingin menjambak dirinya
biar ia tahu bagaimana rasa sakit yang aku alami, aku tak bisa mengungkiri rasa
ini, aku yang bodoh yang selalu mengharapkan dirinya, kenapa harus ia, kenapa
yang mendekatiku tak aku terima, kenapa ???
Pernah aku mencoba tuk menerima seseorang
disisiku, entah kenapa sedikit pun aku tak ada rasa terhadapnya, aku pikir
lambat laun rasa itu akan muncul, tapi ternyata tidak dan akhirnya aku
memutuskan untuk mengakhirinya saja, kupikir aku yang egois, aku tahu perasaan
ia tulus terhadapku, tapi aku tak bisa membalas rasanya, biar ia sakit di awal
daripada nanti sudah terlalu lama dan rasa sakitnya tentu akan berbeda.
Mulut berbicara tak ingin lagi berhubungan
lagi dengannya, tapi entah kenapa saat ia menyapa, mulut ini juga ingin
membalas sapanya, kenapa aku tidak bisa dikontrol?? Aku muak dengan semua ini,
kapan ini akan berakhir, menjauhlah dariku, tak usah lagi menyapa diriku,
mungkin lewat dirimu yang seperti itu aku bisa melupakanmu, karena jika aku
saja yang melakukan itu maka itu tidak akan berhasil, aku sudah mencobanya, aku
ingin kau benci padaku, tapi aku tak tahu harus bagaimana. Jadi tolong, cobalah
menjauh dariku, jika bertemu denganku maka tak usah menyapaku, biar kita tata
ulang, kita tak saling kenal dan tak akan mau kenal. Bagaimana?? Aku tak
menyesal telah mengenal dirimu, tapi aku ingin mengubur itu. Bagaimana
denganmu, apakah kau peduli soal aku menjauh darimu??
Tolong pergi, dan tak usah kembali, aku
tak tahu lagi harus berkata apa, aku tak tahu apakah aku membenci atau
menyukaimu, yang ingin aku lakukan sekarang ialah menjauh darimu dan
menghilang, tapi itu tidak mungkin, jadi cukup kita tak saling sapa dan tak
saling kenal saja Ok. Tolong bantulah aku.
Oleh : Angges Selvera
Tidak ada komentar:
Posting Komentar