Hadirmu
Telah Jadi Cerita
Pagi yang cerah, disambut gunung
yang menghijau karena hamparan tanaman teh, embun yang beranjak pergi, burung
yang lalu lalang dengan suara merdu, serta mentari yang tersenyum lebar. Di
hadapan jendela Perempuan nan lugu baru saja mendengar kabar bahagia karena
ternyata ia lulus di Perguruan Tinggi yang didamba-dambakannya selama ini,
dengan wajah berbinar, air mata yang membendung dimatanya dan senyum lepas dari
raut mukanya sangat menggambarkan perasaannya saat itu , yah betapa senangnya
ia mendengar kabar itu , kemudian ia langsung teringat kepada janjinya bahwa
jika ia lulus di Perguruan Tinggi yang ia dambakan maka ia akan memakai
kerudung, dan mulai saat itulah setiap akan keluar ia akan menggunakan
kerudung.
Panjang cerita, kini ia telah berada
di kota orang untuk belajar, banyak hal yang berubah darinya, ia mulai bertemu
teman baru, lingkungan baru, dan serba hal yang baru. Ia anak yang tak mudah
untuk bersosialisasi, namun untuk ukurannya sekarang ia sudah bisa bersosialisasi,
dalam waktu kurun satu bulan setelah perkuliahan dimulai, ia telah menemukan
teman dekat dikelasnya. Karena kecanggihan media saat ini, ia mulai banyak
mengenal teman baru, teman lawan jenis dsb.
Pada suatu waktu ia memulai
pertemanan dengan seorang pria yang ia kenal melalui media sosial, ia satu
kampus dengannya, lambat laun hubungan itu terus mengarah ke jenjang yang lebih
baik. Pria yang sekarang jadi temannya ialah pria yang baik, pria tersebut
selalu mengingatkan ia waktu salat, dan kegiatan-kegiatan baik lainnya, dengan
komunikasi yang baik dan setelah mereka bertemu, hubungan pertemanan tersebut
makin erat. Hampir setiap hari si Pria selalu menelpon si wanita, banyak hal
yang mereka bicarakan, si Pria selalu bercerita mengenai masa lalunya, mengenai
hidupnya, memang belum semuanya diceritakan kepada si wanita, tapi banyak hal
yang sudah ia ceritakan kepada wanita itu.
Tertutup, yah begitulah sifat wanita
itu, ia tak mau bercerita mengenai kisah masa lalunya kepada teman pria tsb,
kepada sahabatnya saja ia tertutup apalagi kepada teman pria yang baru ia
kenal. Perkuliahan pun telah berjalan dan telah mulai memasuki masa UTS
(Ulangan Tengah Semester), hubungan teman antara pria dan wanita tadi masih
berlanjut. Semua teman wanita mengganggap jika mereka sudah berpacaran, tapi
faktanya tidak, mereka tidak pacaran, dan si wanita selalu menjelaskan bahwa
hubungan mereka tidak lebih dari pertemanan biasa.
UTS pun dimulai dan si wanita ingin
fokus belajar, begitupun dengan si pria, mereka tidak menjalin komunikasi yang
intens lagi, dan mulai saat itulah hubungan pertemanan keduanya menjadi
renggang. Tak tahu apa yang dirasakan wanita tersebut, hingga ia mulai menjauh
dari si pria tadi, si pria pun merasa jika sikap temannya itu telah berubah
kepadanya, si perempuan tadi memang cuek, tapi tidak secuek itu pikir si pria,
namun hal itu berlalu saja.
Banyak hal yang telah mereka
ceritakan, sampai si wanita mulai menghindari si pria, namun terkadang wanita
itu merasa jika perbuatannya itu salah, tapi tetap saja dilakukannya. Pria yang
baik namun malang nasibnya karena telah bertemu teman wanita yang begitu cuek,
egois, tertutup dan tak begitu cantik.Si pria selalu bertanya kepada ia sendiri
apa yang salah, hingga teman wanitanya mulai menjauh darinya, namun pertanyaan
itu tak kunjung mendapatkan jawabannya.
Di lain sisi, ternyata si wanita
mulai mempunyai teman pria yang lain yang berasal dari daerah yang sama
dengannya, karena si teman lama pria yang tadi juga mulai menjauh, jadi ia pun
memutuskan untuk tidak berteman seperti dulu lagi, pikirnya teman pria tadi
akan perlu mempunyai cewek dan dengan pertemanan yang ia jalin selama ini akan
membuat si teman prianya tadi susah untuk mendapatkan cewek, jadi ia memutuskan
untuk menjauh sejauh-jauhnya.
Tidak ada pertanyaan yang muncul
dari si pria, dan si wanita juga tak mau menjelaskan alasan kenapa ia mulai
menjauh. Sebenarnya si pria selalu ingin bertanya, namun ia menunggu saat yang
tepat, namun hingga UAS pun tiba si pria tak kunjung menemukan waktu yang tepat
untuk bertanya kepada wanita perihal pertemanan mereka.
Libur semester satu pun tiba, si
pria tak sempat bertanya dan dengan perasaan yang senang si wanita pulang ke
daerahnya, disana ia merasakan kebebasan dari tugas-tugas yang selama ini
membelenggu dirinya. Ia isi waktu liburnya dengan pergi kesawah/ kekebun
menemani sang Ibu, terkadang ia pergi jalan-jalan dengan temannya mengelilingi
kota ataupun ke gunung untuk menghirup udara segar. Akhirnya ia mulai bisa
melupakan teman prianya di kampus dan dengan semangat baru ia siap untuk
memasuki semester dua dengan baik tanpa mengingat pertemanan singkat yang ia
jalin dengan pria satu kampus dengannya.
Terkadang “lain kali” tidak akan datang, maka jika ada kesempatan
jangan sia-siakan.
Oleh :
Angges Selvera
Tidak ada komentar:
Posting Komentar