Sabtu, 24 Oktober 2015

Imajinasi :D Hadirmu Telah Jadi Cerita



Hadirmu Telah Jadi Cerita
            Pagi yang cerah, disambut gunung yang menghijau karena hamparan tanaman teh, embun yang beranjak pergi, burung yang lalu lalang dengan suara merdu, serta mentari yang tersenyum lebar. Di hadapan jendela Perempuan nan lugu baru saja mendengar kabar bahagia karena ternyata ia lulus di Perguruan Tinggi yang didamba-dambakannya selama ini, dengan wajah berbinar, air mata yang membendung dimatanya dan senyum lepas dari raut mukanya sangat menggambarkan perasaannya saat itu , yah betapa senangnya ia mendengar kabar itu , kemudian ia langsung teringat kepada janjinya bahwa jika ia lulus di Perguruan Tinggi yang ia dambakan maka ia akan memakai kerudung, dan mulai saat itulah setiap akan keluar ia akan menggunakan kerudung.
            Panjang cerita, kini ia telah berada di kota orang untuk belajar, banyak hal yang berubah darinya, ia mulai bertemu teman baru, lingkungan baru, dan serba hal yang baru. Ia anak yang tak mudah untuk bersosialisasi, namun untuk ukurannya sekarang ia sudah bisa bersosialisasi, dalam waktu kurun satu bulan setelah perkuliahan dimulai, ia telah menemukan teman dekat dikelasnya. Karena kecanggihan media saat ini, ia mulai banyak mengenal teman baru, teman lawan jenis dsb.
            Pada suatu waktu ia memulai pertemanan dengan seorang pria yang ia kenal melalui media sosial, ia satu kampus dengannya, lambat laun hubungan itu terus mengarah ke jenjang yang lebih baik. Pria yang sekarang jadi temannya ialah pria yang baik, pria tersebut selalu mengingatkan ia waktu salat, dan kegiatan-kegiatan baik lainnya, dengan komunikasi yang baik dan setelah mereka bertemu, hubungan pertemanan tersebut makin erat. Hampir setiap hari si Pria selalu menelpon si wanita, banyak hal yang mereka bicarakan, si Pria selalu bercerita mengenai masa lalunya, mengenai hidupnya, memang belum semuanya diceritakan kepada si wanita, tapi banyak hal yang sudah ia ceritakan kepada wanita itu.
            Tertutup, yah begitulah sifat wanita itu, ia tak mau bercerita mengenai kisah masa lalunya kepada teman pria tsb, kepada sahabatnya saja ia tertutup apalagi kepada teman pria yang baru ia kenal. Perkuliahan pun telah berjalan dan telah mulai memasuki masa UTS (Ulangan Tengah Semester), hubungan teman antara pria dan wanita tadi masih berlanjut. Semua teman wanita mengganggap jika mereka sudah berpacaran, tapi faktanya tidak, mereka tidak pacaran, dan si wanita selalu menjelaskan bahwa hubungan mereka tidak lebih dari pertemanan biasa.
            UTS pun dimulai dan si wanita ingin fokus belajar, begitupun dengan si pria, mereka tidak menjalin komunikasi yang intens lagi, dan mulai saat itulah hubungan pertemanan keduanya menjadi renggang. Tak tahu apa yang dirasakan wanita tersebut, hingga ia mulai menjauh dari si pria tadi, si pria pun merasa jika sikap temannya itu telah berubah kepadanya, si perempuan tadi memang cuek, tapi tidak secuek itu pikir si pria, namun hal itu berlalu saja.
            Banyak hal yang telah mereka ceritakan, sampai si wanita mulai menghindari si pria, namun terkadang wanita itu merasa jika perbuatannya itu salah, tapi tetap saja dilakukannya. Pria yang baik namun malang nasibnya karena telah bertemu teman wanita yang begitu cuek, egois, tertutup dan tak begitu cantik.Si pria selalu bertanya kepada ia sendiri apa yang salah, hingga teman wanitanya mulai menjauh darinya, namun pertanyaan itu tak kunjung mendapatkan jawabannya.
            Di lain sisi, ternyata si wanita mulai mempunyai teman pria yang lain yang berasal dari daerah yang sama dengannya, karena si teman lama pria yang tadi juga mulai menjauh, jadi ia pun memutuskan untuk tidak berteman seperti dulu lagi, pikirnya teman pria tadi akan perlu mempunyai cewek dan dengan pertemanan yang ia jalin selama ini akan membuat si teman prianya tadi susah untuk mendapatkan cewek, jadi ia memutuskan untuk menjauh sejauh-jauhnya.
            Tidak ada pertanyaan yang muncul dari si pria, dan si wanita juga tak mau menjelaskan alasan kenapa ia mulai menjauh. Sebenarnya si pria selalu ingin bertanya, namun ia menunggu saat yang tepat, namun hingga UAS pun tiba si pria tak kunjung menemukan waktu yang tepat untuk bertanya kepada wanita perihal pertemanan mereka.
            Libur semester satu pun tiba, si pria tak sempat bertanya dan dengan perasaan yang senang si wanita pulang ke daerahnya, disana ia merasakan kebebasan dari tugas-tugas yang selama ini membelenggu dirinya. Ia isi waktu liburnya dengan pergi kesawah/ kekebun menemani sang Ibu, terkadang ia pergi jalan-jalan dengan temannya mengelilingi kota ataupun ke gunung untuk menghirup udara segar. Akhirnya ia mulai bisa melupakan teman prianya di kampus dan dengan semangat baru ia siap untuk memasuki semester dua dengan baik tanpa mengingat pertemanan singkat yang ia jalin dengan pria satu kampus dengannya.

Terkadang “lain kali” tidak akan datang, maka jika ada kesempatan jangan sia-siakan.
Oleh : Angges Selvera

Tidak ada komentar:

Posting Komentar